Komparatif.ID, Lhokseumawe— Pemimpin Dayah Sirajul Muna Tgk Mulyadi M. Jamil mencatat prestasi luar biasa dengan menerbitkan kitab berbahasa Arab berjudul “Dhiya’ al-Hilalain ‘Ala Idhah Tafsir Jalalain.”
Tgk Mulyadi M. Jamil menjelaskan bahwa kitab yang ditulisnya merujuk kepada 91 kitab lainnya, dan mengulas secara mendalam persoalan fikih, mulai dari Bbab thaharah hingga fadhail shalat.
Tak hanya itu, kitab ini juga menjelaskan i’rab, mufradat, balaghah, metode pendalilan dalam mazhab, serta beberapa faedah dan tatimmah yang berkaitan dengan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab.
Kitab yang dieditori oleh Ustadz Ahmad Sani ini diterbitkan secara mandiri oleh Dayah Sirajul Muna. Tgk Mulyadi berharap bahwa dengan membaca kitab karyanya, umat Muslim dapat memahami tafsir ahkam, Nahwu/sharaf, balaghah, dan metode mujtahid dalam berdalil.
“Saya sangat mengharapkan kritik tulus dari masyaikh dan para ulama umumnya agar dapat digunakan sebagai ladang amal bersama untuk perbaikan,” ujar Tgk Mulyadi.
Baca juga: Mukhlis Rehab Jalan Raya Tambo & Bantu Keramik untuk Dayah
Pendakwah terkenal Indonesia ustaz Dr. Abdul Somad Lc (UAS) mengapresiasi terbitnya kitab karangan Tgk Mulyadi melalui pesan video. Ia mengatakan kehadiran kitab ini mengulang sejarah masa lalu, saat ulama-ulama Nusantara berpedoman pada kitab-kitab karangan ulama Aceh.
“Kalau dulu muslim Nusantara mengambil manfaat dengan kitab-kitab karangan ulama-ulama dari Nanggroe Aceh, maka kini muslim Nusantara akan kembali bisa mengambil manfaat dari kitab-kitab ulama Aceh seperti kitab Dhiya’ Al-Hilalain ‘ala Idhah Tafsir Jalalain karangan Tgk Mulyadi M Jamil ini,” ujar UAS.
Sambutan hangat juga disampaikan Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh Dr. Teuku Zulkhairi. Ia menyebut ulama dan santri dayah di Aceh memiliki potensi besar dalam menghasilkan karya-karya yang berharga bagi agama dan ilmu pengetahuan.
Namun Zulkhairi menekankan perlu perhatian lebih dari Pemerintah Aceh, khususnya Dinas Pendidikan Dayah Aceh, dalam memfasilitasi penerbitan karya-karya ulama dan santri dayah potensial.
“Selama ini saya sering mendapat informasi ulama-ulama dayah dan santri yang menulis. Tapi sayangnya belum ada perhatian maksimal dari stakeholder terkait untuk menerbitkan karya-karya mereka,” ujar Zulkhairi.