WHO75: Kesehatan Bukan Hanya Untuk si Kaya

Salah satu sudut pameran multimedia WHO75 di Museum Tsunami, Banda Aceh. Rangkaian kegiatan WHO75 akan berlangsung dari 16-18 September 2023. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.
Salah satu sudut pameran multimedia WHO75 di Museum Tsunami, Banda Aceh. Rangkaian kegiatan WHO75 akan berlangsung dari 16-18 September 2023. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.

Komparatif.ID, Banda Aceh– 7 April 2023 merupakan hari istimewa bagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merayakan ulang tahunnya yang ke-75 (WHO75).

Bersama 194 Negara Anggota dan berbagai mitra global, perayaan kali ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan prestasi, tetapi juga untuk menegaskan kembali urgensi pemerataan kesehatan.

Pada perayaan WHO75 di Museum Tsunami, Banda Aceh, Sabtu (16/9/2023), Technical Officer WHO Indonesia untuk Partnership Dieter Eckhart mengatakan, meski Indonesia mampu menciptakan lanskap jaminan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga 90 persen dari total populasi. Namun masih ada pekerjaan rumah tersisa, terutama terhadap akses kesehatan inklusif bagi semua golongan.

“Kesehatan bukanlah hak istimewa, tetapi hak asasi manusia. Ketidaksetaraan dalam akses ke pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh perbedaan demografi, status sosial-ekonomi, atau geografi memerlukan perhatian dan tindakan kolektif kita,” ujar Dieter.

Dieter menegaskan komitmen WHO untuk terus mendukung Indonesia dalam usahanya menuju pemerataan kesehatan. Menurutnya, Pandemi COVID-19 menjadi alarm peringatan betapa pentingnya perlindungan akses kesehatan sebagai pondasi ekonomi, masyarakat, keamanan, dan stabilitas.

“Pandemi ini juga menyoroti adanya ketidaksetaraan kesehatan dan bagaimana hal tersebut mengakibatkan risiko yang tidak proporsional dan dampak sosial-ekonomi penyakit kepada kelompok rentan dalam masyarakat,” lanjut Dieter.

Baca juga: WHO: Covid-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

Technical Officer (Partnership) WHO Indonesia, Dieter Eckhart, saat memberikan sambutan pada pembukaan WHO75 di Museum Tsunami, Banda Aceh. Foto: WHO/The Leader.
Technical Officer (Partnership) WHO Indonesia, Dieter Eckhart, saat memberikan sambutan pada pembukaan acara peringatan 75 tahun WHO di Museum Tsunami, Banda Aceh. Foto: WHO/The Leader.
Pameran WHO75 di Museum Tsunami

Di Aceh, kolaborasi antara WHO dan Pemerintah Daerah telah memicu berbagai inisiatif kesehatan yang patut diacungi jempol, termasuk upaya berkelanjutan dalam gizi anak, imunisasi, dan pengawasan penyakit.

WHO juga memberikan dukungan teknis untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Aceh. Kerja sama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit juga mencatat kemajuan signifikan dalam deteksi dini malaria dan pengobatan. Bahkan, Aceh berhasil mengeliminasi malaria di 22 dari 23 kabupaten.

“Pada 2018 terjadi lonjakan kasus malaria di Aceh. WHO membantu Indonesia membentuk sistem surveilans nasional untuk memantau dan melacak parasit yang menyebarkan malaria dari primata ke manusia. WHO juga membantu investigasi kasus-kasus. Hasilnya, Aceh mampu memberantas malaria di 22 dari 23 kabupatennya, menjadi provinsi pertama di Sumatera yang hampir mencapai status eliminasi di tingkat provinsi,” ucap Dieter seraya disambut tepuk tangan peserta dan tamu undangan.

Untuk merayakan Hari Jadi WHO ke-75, Museum Tsunami akan menggelar pameran WHO75 dari tanggal 16 hingga 18 September 2023. Pameran ini akan menampilkan berbagai inisiatif kesehatan masyarakat, mulai dari pengendalian penyakit menular hingga promosi kesehatan.

Acara menarik seperti diskusi, jalan sehat, dan kompetisi akan memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang praktik kesehatan preventif dan mendorong gaya hidup yang lebih sehat. Acara juga ini gratis dan terbuka untuk umum.

Artikel SebelumnyaHina Calon Tunangan Imam Masykur, Selebgram Aceh Dilapor ke Polisi
Artikel SelanjutnyaIndonesia Miliki Pabrik Baterai Mobil Elektrik Terbesar di Asia Tenggara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here