95,9 Triliun Dana Otsus Aceh Sudah Cair, Nezar Ajak Cari Alternatif

Nezar patria, dana otsus aceh
Wamen Kominfo Nezar Patria, Selasa (15/8/2023) mengajak semua pihak mencari jalan alternatif bila-bila dana otonomi khusus tidak diperpanjang. Foto: HO for Komparatif.id

Komparatif.ID, Jakarta—Nezar Patria menyinggung dana otsus Aceh yang sudah mencapai Rp95,9 triliun sejak tahun 2008-2022. Sedangkan waktu yang tersisa sangat sedikit. Setelah 2027 Aceh tidak mendapatkan dana otsus lagi dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, harus dicarikan jalan alternatif.

Demikian disampaikan Nezar Patria, Selasa (15/8/2023) malam, di Wisma Taman Iskandar Muda, Guntur, Setiabudi, Jakarta, saat memberikan sambutan pada acara peusijuk dirinya sebagai Wakil Menteri Kominfo RI, yang dilantik pada 17 Juli 2023 oleh Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo.

Perihal dana otsus Aceh, kata Nezar, Presiden Joko Widodo pernah mempertanyakan tata kelolanya pada tahun 2020 saat berkunjung ke Bireuen, Aceh. Presiden menanyakan uang besar tersebut apakah sudah bermanfaat untuk rakyat? Apakah sudah tepat sasaran?

Baca: Aceh Butuh Nezar Sebagai Gubernur

Nezar mengatakan, pertanyaan tentang tata kelola dana otsus Aceh itu lahir karena angka kemiskinan rakyat di Aceh saat itu masih 14%. Sebuah angka yang besar. Oleh karena itu Presiden meminta semua pihak memberikan perhatian penuh melalui program-program yang didesain untuk pengentasan kemiskinan.

Dalam pidato tersebut Nezar mengatakan dirinya sudah mendengar saat ini sedang dilakukan upaya Aceh meminta Pemerintah Pusat memperpanjang dana otsus Aceh. Upaya perpanjangan data otsus Aceh perlu diberikan apresiasi.

Harus Ada Alternatif Pengganti Dana Otsus Aceh

Meskipun upaya perpanjangan dana otsus Aceh tersebut sedang dilakukan, Nezar Patria mengingatkan, perlu ada upaya menemukan jalan alternatif, sebuah terobosan baru bila seandainya dana otsus tidak lagi diperpanjang.

Aceh memiliki harapan sangat besar untuk maju. Generasi mudanya, yang utamanya generasi Z, merupakan generasi yang lebih mampu beradaptasi dengan era digital. Mereka punya impian serta kesempatan yang dapat melampaui generasi terdahulu.

Baca: Wali Nanggroe Sesalkan Pembangunan Aceh yang Belum Merata

Oleh karena itu, tugas orang-orang Aceh yang memiliki kapasitas yaitu membuka jalan untuk generasi Aceh. Para penerus harus disiapkan dengan baik.

“Tugas kita yang di sini malam ini adalah membuka jalan untuk mereka, para generasi penerus,” ujarnya.

Nezar memberi contoh, pada SEA Games 2023 di negara Kamboja, Teuku M. Kautsar berhasil meraih medali emas untuk e-sport Indonesia. Teuku M. Kautsar merupakan atlet yang berasal dari Tanah Rencong. Menurut Nezar, prestasi Kautsar merupakan pencapaian luar biasa anak muda yang lahir dan besar di ujung barat Indonesia.

Keberhasilan sang pemuda telah menyalakan harapan baru bahwa generasi muda Aceh sangat adaptif dengan teknologi digital, dan mampu mengejar ketertinggalan.

Di sisi lain, Pemerintah Pusat mendukung Aceh untuk mengejar ketertinggalan ini dengan membangun infrastruktur penunjang seperti jaringan internet. Di Aceh, saat ini ada ratusan blank spot 4G yang perlu diperhatikan.

Nezar sudah berbicara dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Aceh. Ia meminta Diskominfo Aceh bekerjasama dengan Balai Monitoring Kominfo di Aceh, menyisir daerah-daerah tertinggal dan terluar untuk mendapatkan fasilitas jaringan internet.

Internet saat ini memegang peranan sangat besar di era ini. Perdagangan berbasis digital yang melampaui batas negara, hanya dapat dilakukan bila tersedia jaringan internet yang stabil.

Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan baru-baru ini Kementerian Kominfo sudah memblokir puluhan ribu situs judi online, termasuk Higg Domino yang sebelumnya pernah diminta agar diblokir oleh ulama dan Pemerintah Aceh.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara adat ini, di antaranya Ketua PP TIM Muslim Armas, mantan Menteri ATR BPN Sofyan Djalil, Mantan Dubes RI untuk Inggris Teuku Mohammad Hamzah Thayeb yang mewakili Diaspora Global Aceh, Ketua MAA Perwakilan Jakarta Surya Dharma, Mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh, serta Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Hadir pula dalam kesempatan itu mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal.

Artikel SebelumnyaWali Nanggroe Sesalkan Pembangunan Aceh Belum Merata
Artikel SelanjutnyaIni Dia 4 Pintu Masuk Narkoba ke Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here