Ketua DPRA Zulfadhli, A.Md, politisi Partai Aceh yang ditunjuk sebagai Ketua Parlemen Aceh menggantikan Saiful Bahri (Pon Yaya) merupakan anggota DPRA 2 periode yang mewakili Dapil III Aceh (Bireuen).
Pada Senin (8/5/2023) malam, Zulfadhli mendapatkan SMSI Aceh Award 2023 kategori Penggerak Pembangunan Daerah Pemilihan. Penyerahan award tersebut digelar di Parkside Hotel, Kota Takengon, Aceh Tengah.
Anugerah itu diberikan berdasarkan hasil penilaian ketat oleh para juri yang terdiri dari pemred dan pemimpin umum media massa online yang bergabung dalam Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Aceh.
Di Parlemen Aceh, Zulfadhli merupakan salah satu wakil rakyat yang cukup vokal. Dia kerap terlibat pergumulan pemikiran dengan eksekutif, karena ingin pengelolaan APBA berlangsung lebih baik, dan dapilnya; Bireuen, mendapatkan perhatian lebih bagus dari yang sudah-sudah.
Baca: Zulfadli, Politisi yang Fokus Bangun Dapil
Bagaimana profil Ketua DPRA Zulfadhli, A.Md? Ia lahir di Samalanga pada 14 Februari 1972. Ayahnya, Muhammad Adam Husen, merupakan salah satu tokoh Samalanga yang juga ketua kelompok tani yang sangat dihormati. Berkat pengabdiannya sebagai ureung tuha di bidang pertanian, Muhammad Adam Husen diundang ke Istana Negara, dan mendapatkan penghargaan dari Presiden Suharto.
Sedangkan ibunya; Hj. Husna Husen merupakan seorang guru sekaligus kepala sekolah di SD Ie Rhop, dan SD Blang Tambu. Ayah dan ibunya sangat memperhatikan pendidikan seluruh anak-anaknya; tak terkecuali Zulfadhli.
Bahkan, supaya tetap dapat menempuh pendidikan umum, Zulfadhli remaja tanggung diantar belajar agama ke Dayah Arongan, yang membolehkan santri-santrinya menimba ilmu di sekolah pemerintah.
Pada sektor pendidikan umum, Zulfadhli merupakan alumnus SD Simpang Mamplam pada tahun 1985. Kemudian melanjutkan ke SMP Simpang Mamplam dan lulus pada 1988. Selanjutnya menimba ilmu di SMA Negeri 1 Samalanga pada jurusan Fisika. Di sana dia lulus tahun 1988.
Tak membuang waktu, pada tahun itu juga dia mendaftarkan diri ke Politeknik Unsyiah—saat ini Politeknik Negeri Lhokseumawe—jurusan Teknik Mesin, spesialisasi maintenance. Saat Zulfadhli kuliah di sana, Direktur Politeknik dijabat oleh Yusuf Benseh, sedangkan Rektor Unsyiah kala itu Prof. Dr. H. M. Ali Basyah Amin,M.A.
Setelah lulus, dia sempat menjadi tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Utara. Tidak lama di sana, dia pun berangkat ke Pekanbaru, dan bekerja di sebuah perusahaan yang bonafit.
Pada tahun 1997, kehidupannya berubah drastis. Dia memilih bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka. Abang Samalanga tinggalkan semua cita-cita pribadi, dan memilih bergerak demi membantu mewujudkan cita-cita Wali Negara Aceh Tengku Hasan Tiro. Fadhli berlatih militer di Jeunib. Tidak tanggung-tanggung, para pelatihnya jebolan institute Kamp Tanzura, Libya, Afrika.
Sebagai petempur yang loyal, begitu perjanjian damai di Helsinki, Finlandia, ditandatangani pada 15 Agustus 2005, pria yang akrab disapa Abang Samalanga tersebut turun gunung. Jiwa militer yang telah menyatu ke dalam aliran darahnya, menjadikan dia sebagai kombatan yang patuh dan loyal terhadap setiap perintah pimpinan.
Setelah turun dari gunung, dia fokus membangun bisnis galian C. Dia tidak membawa-bawa nama eks kombatan. Dalam bisnis dirinya menyediakan material terbaik. Dengan kepiawaiannya dalam berbisnis, serta luasnya pergaulan, galian C miliknya laris manis.
Pada Pemilu 2014 ia maju sebagai salah satu calon anggota DPRA dari Dapil Aceh III (Bireuen). Setelah perhitungan selesai dilakukan oleh KIP, ia berhasil menuju Gedung DPRA di Jalan Daud Bereueh, Kota Banda Aceh.
Pada Pemilu 2019, lagi-lagi Zulfadhli berhasil meraup dukungan rakyat, yang membuatnya kembali ke Gedung DPRA untuk periode 2019-2024, mewakili Partai Aceh dan rakyat Kabupaten Bireuen.
Kini, dia kembali bersiap bertarung pada Pileg 2024. Namun, di tengah persiapan, Ketua Umum DPP Partai Aceh H. Muzakir Manaf, Sekjend Kamaruddin Abubakar, dan Keutuha Tuha Peuet Partai Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haytar, memberikan tanggung jawab baru. Dia ditunjuk sebagai Ketua DPRA periode 2019-2024, menggantikan Saiful Bahri (Pon Yaya).
Dalam surat yang ditujukan kepada Pimpinan DPRA, perihal peergantian antar waktu (PAW) Ketua DPRA periode 2019-2024, Muzakir Manaf menyebutkan keputusan mengusulkan PAW Saiful Bahri kepada Zulfadhli merupakan keputusan DPP Partai Aceh yang dituangkan dalam surat nomor: 006/KPTS-DPP/A/PA/IX/2023, yang dibuat tanggal 23 September 2023.
Ketua DPRA Zulfadhli mengusung tugas ganda. Sebagai politisi sekaligus ketua. Sebuah mandat yang tidak ringan.
“Saya akan melaksanakan tugas ini dengan penuh tanggung jawab dan totalitas,” sebut Ketua DPRA Zulfadhli.
Ketua DPRA Zulfadhli bertekad akan memperjuangkan kursi ketua pada periode selanjutnya. Abang Samalanga meminta dukungan publik secara lebih luas di Bireuen.
“Ini soal sejarah. Bila sepakat kita mempertahankan kursi ketua, berilah dukungan maksimal. Supaya Bireuen dapat lebih banyak dapat peluang pembangunan,” kata Ketua DPRA Zulfadhli, A. Md.