Komparatif.ID, Banda Aceh— Lahirnya klarifikasi dari Abu Mudi Waled Hasanoel Bashry terhadap kunjungan Dek Fadh dan Ruslan M. Daud ke Dayah MUDI Mesra, terpaksa harus dilakukan, karena munculnya pemberitaan bahwa Abu Mudi dan putranya telah berbalik mendukung paslon Muzakir Manaf-Fadhullah pada Pilkada Aceh 2024.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Pemuda Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh Teungku Khairul Amri. Dalam pernyataannya yang dikirim kepada Komparatif.ID, Sabtu (16/11/2024) malam,
Khairul Amri mengatakan efek dari klarifikasi Abu Mudi, melahirkan tanggapan dari Ketua DPRA Zulfadli, A.Md, yang menilai pernyataan Abu Mudi kurang elok.
Pernyataan Abu Mudi yang dinilai kurang elok oleh Ketua DPRA Zulfadhli, menurut Khairul Amri harus dilihat dalam konteks yang lebih luas.
“Abu Mudi, seorang ulama sekaligus pimpinan Dayah MUDI Mesra, memiliki hak penuh untuk memberikan klarifikasi ketika ada upaya manipulasi atau disinformasi yang dapat merusak integritas beliau sebagai tokoh masyarakat,” sebut Teungku Khairul.
Kunjungan Dek Fadh dan timnya ke Abu Mudi memang sah-sah saja sebagai bagian dari silaturahmi politik. Namun, yang menjadi permasalahan adalah adanya narasi yang digiring oleh pihak tertentu, seolah-olah Abu memberikan dukungan politik kepada pasangan calon Muzakir Manaf-Fadhlullah. Padahal, sebelumnya sudah menyatakan dengan jelas dukungannya kepada pasangan Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi.
Baca juga: Zulfadhli: Pernyataan Abu Mudi Soal Dek Fadh Kurang Elok
Khairul Amri mengatakan, dalam kondisi seperti ini, wajar jika pimpinan Dayah MUDI itu merasa keberatan dan mengeluarkan pernyataan untuk menegaskan posisinya.
“Kalimat yang diucapkan Abu, “Tapi bak meulakee gusuk ulee. Nyan yang salah. Adak meudeh lon gitok,” harus dipahami sebagai ekspresi kekecewaan atas upaya manipulasi informasi yang mencederai prinsip-prinsip kejujuran dalam politik,” sebutnya.
Khairul menjelaskan, Abu Mudi tidak bermaksud merendahkan Dek Fadh secara pribadi. Pernyataan Waled Hanasanoel Bashry lebih ditujukan kepada tindakan tim Mualem-Dek Fadh yang membuat narasi manipulatif tersebut.
Oleh karena itu, bukan Abu yang layak disoroti, melainkan pihak yang telah berupaya memanfaatkan momen tersebut untuk menggiring opini publik secara tidak etis seolah dengan “geusuk ulee yang dilakukan Abu Mudi” lalu seolah Abu telah plin plan mengalihkan dukungan dari Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi ke Muzakir Manaf-Fadhlullah. Hal semacam itu berpotensi membingungkan masyarakat dan merusak etika politik.
“Sebagai seorang tokoh masyarakat yang dihormati, Abu Mudi justru sedang berusaha menjaga kepercayaan umat dengan menyampaikan klarifikasi yang tegas. Sikap seperti ini patut dihormati, bukan malah diserang atau dikritik secara sepihak,” sebutnya.
Dalam dunia politik, silaturahmi memang hal yang lazim. Namun, manipulasi informasi dengan menciptakan narasi palsu untuk keuntungan politik adalah tindakan yang tidak elok dan tidak mendidik. Semua orang, termasuk para politisi dan tokoh masyarakat, memiliki tanggung jawab untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, integritas, dan etika dalam berkompetisi.
Sebagai Dewan Pemuda PAS Aceh, Khairul Amri mengajak semua pihak untuk mengedepankan politik santun yang mendidik dan menjunjung tinggi prinsip kejujuran.
“Mari kita hindari praktik manipulasi yang dapat mencederai kepercayaan rakyat dan merusak semangat sportifitas dalam demokrasi,” katanya.
> Hal semacam itu berpotensi membingungkan masyarakat dan merusak etika politik.
Klo dalam bahasa inggris ada kalimat begini. if you can’t convince them, confuse them. cukup sering dipraktekkan dalam hal-hal manipulatif.
saya juga sering bilang, cara main pasangan-02 itu agak kasar. saya juga bingung bagaimana cara kepemimpinannya sampai nggak bisa mengkoordinasikan bawahannya? sehingga bola liar kesana-kemari yang ujung-ujungnya merusak diri sendiri. ini juga bisa menunjukkan pribadi yang tidak-bijak.