Komparatif.ID, Jakarta- Alasan Praka R Manik menculik Imam Masykur demi mendapatkan uang tebusan Rp50 juta. Upaya pemerasan tersebut karena selama ini Imam Masykur merupakan pedagang obat-obatan ilegal. Tujuan utama Praka R Manik dan komplotannya untuk memeras, akan tetapi korban meninggal dunia.
Dalam keterangannya, Senin (28/8/2023) Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, menjelaskan alasan Praka R Manik dan teman-temannya menculik Imam Masykur pada sabtu (12/8/2023) sore di sebuah toko di Jalan Sandratex, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Selama ini Imam dikenal sebagai bagian dari jaringan yang memperjualkan obat-obatan keras secara ilegal. Oleh karena itulah, Praka R Manik menargetkan sang pemuda sebagai target pemerasan.
Baca juga: Wali Nanggroe Aceh Kecam Pembunuhan Imam Masykur Oleh Oknum TNI
Danpomdam Jaya menjelaskan, mengapa para pelaku sampai berani menculik dan menyiksa korban, karena pedagang obat-obatan keras tanpa izin tidak berani melapor bila diculik dan dianiaya demi mendapatkan setoran ilegal.
Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan belum mendalami sejak kapan Praka R Manik dan teman-temannya melakukan aksi penculikan itu.
Menurut kabar yang diterima Komparatif.id dari sejumlah sumber di Jakarta, penangkapan dan penganiayaan terhadap pedagang obat tanpa izin sudah seringkali terjadi di Pulau Jawa. Selama ini tak seorang pun berani melapor karena takut.
Baca juga: Panglima TNI: Penculik Imam Masykur Pantas Dihukum Mati
Ketakutan mereka bukan semata akan ikut ditahan karena memperjualkan obat-obatan keras tanpa izin, tapi jaringan pengedaran dan penjualan obat-obatan tipe G termasuk tramadol, telah menjadi sindikat yang dibekingi oleh orang-orang besar.
Seringkali, pedagang yang menyaru sebagai pedagang kosmetik, ditangkap dan dibawa ke suatu tempat. Kemudian disiksa dan diminta menyerahkan uang. Setelah uang diserahkan baru dilepaskan.
“Lihat saja keberanian pelaku merekam aksi itu dan kemudian mengirimkan ke keluarga dan kerabat korban. Ini pertanda bahwa pola yang sama sudah sering dilakukan. Tapi kali ini korban meninggal dunia. Sehingga pelaku panik dan membuangnya ke sungai,” sebut sumber tersebut.