Komparatif.ID, Bener Meriah— Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh resmi melepas 29 mahasiswa untuk mengikuti program Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Tematik di Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Senin (27/10/2025).
29 mahasiswa dilepas Dekan FSH, Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, dan diterima langsung oleh Camat Bukit, Syahrian, di halaman Kantor Camat setempat, serta para reje dari tujuh gampong yang menjadi lokasi pengabdian, yaitu Bale Atu, Tingkem Benyer, Paya Gajah, Bale Redelong, Serule Kayu, Kute Lintang, dan Tingkem Bersatu.
Selama 45 hari, para mahasiswa akan melaksanakan tiga program utama yang telah dirancang bersama pihak pemerintah daerah. Program tersebut meliputi pendampingan penyusunan Qanun Gampong, pembaruan data berbasis digital melalui aplikasi SIGAP Aceh, serta penguatan tata kelola keuangan desa yang berorientasi pada akuntabilitas dan transparansi.
Dekan FSH, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, dalam sambutannya mengatakan program KPM Tematik bukan hanya ajang penerapan ilmu, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan tanggung jawab sosial mahasiswa.
Baca juga: Perkuat Pendidikan Karakter, Majelis Pendidikan Aceh Teken Kerjasama dengan UIN Ar-Raniry
Menurutnya, mahasiswa dituntut untuk mampu menjembatani teori yang diperoleh di kampus dengan tantangan nyata di lapangan. “KPM Tematik bukan sekadar praktik ilmu, tetapi ruang pembentukan karakter dan tanggung jawab sosial. Mahasiswa kami diharapkan mampu menjembatani pengetahuan akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Camat Bukit, Syahrian, menyambut baik kehadiran mahasiswa dari UIN Ar-Raniry di wilayahnya. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat serta memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah.
“Kami berterima kasih atas kontribusi UIN Ar-Raniry. Semoga mahasiswa dapat menyesuaikan diri, menjaga nama baik, dan memberikan manfaat bagi masyarakat gampong,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Bener Meriah, Ilham Abdi, menilai kegiatan ini sejalan dengan program digitalisasi pemerintahan desa yang sedang dijalankan di berbagai kabupaten di Aceh.
Ia menuturkan, kehadiran mahasiswa yang memahami sistem SIGAP Aceh akan sangat membantu perangkat desa dalam mempercepat proses transformasi digital. “Mahasiswa yang memahami sistem SIGAP Aceh bisa membantu perangkat desa mempercepat transformasi digital,” jelasnya.
