Rocky Gerung Kasar Karena Miliki Persoalan Percintaan

Rocky Gerung
Rocky Gerung. Foto: CNN Indonesia.

Komparatif.ID, Jakarta—Rocky Gerung seringkali kasar ketika mengkritik kinerja Presiden Joko Widodo. Ia kerap melontarkan kata dungu, tolol, dan yang paling menghebohkan publik ketika ia menyebutkan Presiden Jokowi sebagai bajingan tolol. Video pernyataan itu viral dan Rocky Gerung pun menuai kecaman dari banyak orang.

Saat berpidato di depan forum buruh beberapa hari lalu, Rocky Gerung mengkritik kunjungan Presiden Jokowi ke Cina Daratan, dan membahas Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan Presiden Xi Jinping.

Lawatan Presiden Jokowi ke Cina pada Kamis-Sabtu (27/29/7/2023) dalam rangka memenuhi undangan Xi Jinping serta 10 tahun hubungan komperehensif Indonesia-Tiongkok. Selama ini Tiongkok merupakan mitra dagang dan investasi terbesar Indonesia.

Baca:Rocky Gerung Bicara Keadilan Sosial Pada Maulid Kembang Tanjong

Kunjungan Presiden ke Cina dikritik oleh Rocky Gerung. Dia menyebutkan bila Presiden bajingan tolol.

Namun, pada pertemuan dengan sejumlah kalangan di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Rabu (2/8/2023) Rocky Gerung mengatakan bajingan yang ia maksud merupakan sebuah akronim dalam bahasa Jawa yaitu bagusing jiwo angen-angening pangeran”.

Rocky mengatakan bajingan dalam bahasa Jawa bermakna manusia yang disayang Tuhan. Tapi sejumlah pihak menilai itu hanya upaya sang filsuf sarkas berkelit dari kekeliruannya memilih diksi di depan publik.

Prof. Rhenald Kasali.,Ph.D, Guru Besar Bidang Ekonomi Universitas Indonesia, memberikan pandangan terhadap fenomena Rocky Gerung yang setiap berbicara selalu melontarkan kata-kata tidak etis.

Dalam channel-nya Rhenald Kasali, Rabu (2/8/2023) ia menjelaskan apa yang ditampilkan oleh pendiri Setara Institute tersebut merupakan cerminan dirinya sendiri.

Orang yang kerap menyampaikan kata-kata tidak pantas di ruang publik, menurut Rhenald memiliki masalah pada romantisme percintaan. Ia mengalami persoalan cinta di dalam kehidupan nyata di antara sesama manusia.

Pernyataan-pernyataan Rocky juga merupakan kata-kata penindasan yang kerap digunakan di era kolonial. Seperti jongos, babu, otak dengkul, tolol, inlander, bajingan, semuanya bahasa penindasan di masa penjajah masih bersemi di Indonesia.

Dalam konteks tersebut, Rhenald merasa heran masih ada orang yang terperangkap pada perilaku buruk masa lalu.

Point penting lainnya yang disampaikan Rhenald, semua orang memiliki kehormatan. Demokrasi membuka ruang kritik, dan itu tidak ditampik.Tapi harus diperhatikan bahwa semua orang memiliki kehormatan, termasuk yang mewakili simbol negara.

Artikel SebelumnyaIrfanda Manalu, Berjuang Dengan Hidroponik
Artikel SelanjutnyaArwah Perempuan di Gudang Tua Aceh Tamiang
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here