Komparatif.ID—Berapa kali kamu lamar kerja? Pada kali keberapa kamu diterima? Ica, seorang sarjana yang baru lulus membagikan pengalaman ribuan kali ditolak saat lamar kerja. Dia sempat down. Tapi akhirnya dia tetap percaya diri, bahwa hidup memang tak pernah mudah.
Ica—demikian dia memperkenalkan diri. Sarjana tersebut membagikan kisah perjuangannya mencari pekerjaan setelah lulus sarjana. Dia mengisahkan life after graduation yang tidak mudah. Bahkan dia sempat dijauhi oleh teman-temannya karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
Sama seperti anak bangsa lainnya, yang beruntung punya kesempatan menimba ilmu di perguruan tinggi. Ica juga demikian. Dirinya dapat menyelesaikan kuliahnya, dan kelulusannya ikut dirayakan. Ica juga mendapatkan kado wisuda dari orang-orang yang menyayanginya.
Baca: 8 Tahun Pacaran, Ditagih Nikah, Airlangga Marah-marah
Tapi, life after graduation menyimpan misteri. Hidup Ica berubah 180 derajat setelah lulus kuliah.
Setelah menerima ijazah dari perguruan tinggi, Ica segera menjadi job seeker yang aktif. Dia dengan sangat rajin mencari informasi tentang perusahaan yang membuka lowongan kerja.
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, dan seterusnya, upaya Ica lamar kerja berbuah nihil. Di mana pun dia mengirim lamaran, hasilnya; Ica ditolak.
Semangatnya tetap menyala. Ia tidak mau goyah. Dia mencatat dengan rapi kemana saja dirinya pernah melamar. Sembari itu, dia juga men-develop dirinya, dengan cara mengikuti berbagai pelatihan peningkatan skill.
Tahapan kegagalannya selalu berbeda. Ada yang tidak dipanggil sama sekali, ada yang sudah mencapai tahap wawancara, tahap intership hingga bath delapan, dan lain-lain.
Ica juga mencatat proses lamar kerjanya seperti melalui email 365 kali, via gform and linked 247 kali, melalui jobstreet (switct career) untuk pekerjaan bidang teknik 60 kali, via kita lulus 123 kali, dan lain-lain. Totalnya 1.036 lamaran yang sudah pernah dia apply.
“Karena tahapan rekrutmen buat kerja selalu gagal, aku juga coba rekrutmen intern melalui pola volunteer unpaid yang bisa work from anywhere (WFA), dengan tujuan supaya aku mendapatkan sesuatu yang bisa kujual ke HR kalau aku interview,” tulisnya.
“Di samping itu aku juga selalu ikut pelatihan yang dapat sertifikat, biar tiap aku kirim cuuriculum vitae, ada sertifikat yang sesuai dengan posisi yang aku lamar. Aku juga punya sesuatu yang menjual kalau aku ditanya nganggur ngapai aja, aku punya jawaban aku ikut pelatihan juga,” tulisnya, seperti disitat Komparatif.ID, Senin (12/8/2024) via undercover.id.
Ica juga bergabung dengan banyak organisasi , meski dibilang gila, dia tetap melakukannya. Tujuannya supaya dia mampu multitasking.
Hasilnya? Sampai sekarang Ica tetap gagal lamar kerja. Dia belum kunjung mendapatkan pekerjaan.
Awalnya, setelah ratusan kali gagal lamar kerja, Ica mengaku sempat menangis setiap hari. Dia kesepian, insecure, over thingking, dan teman-temannya menjauh.
Akhirnya dia menyadari satu hal, bahwa Allah ada bersamanya. Dia kemudian memilih curhat kepada Ilahi. Dia perbaiki prasangka.
Saat ini, pekerjaan memang belum ia dapatkan. Tapi dia menyadari satu hal, bahwa meskipun telah ribuan kali gagal lamar kerja, tapi dia tetap bisa makan makanan yang ia suka, bisa tetap pantry, dan yang pasti, dirinya semakin bisa bersabar atas takdir Allah kepada dirinya.
Harapannya yang lain, semoga dirinya secepatnya dipertemukan dengan lelaki yang setara, supaya bisa bertahan hidup, dan sama-sama saling memahami dan saling pengertian.