“Polri Tetapkan 6 Tersangka Pengaturan Skor Pertandingan Liga 2” demikian judul berita yang disiarkan oleh bola.com pada 28 September 2023 yang lalu.
Sehancur itukah sepak bola kita? Ya, soal skandal match fixing sejatinya tidak hanya terjadi di sepak bola kita, di sepanjang sejarah perkembangannya sepak bola tidak pernah sepi dari skandal tersebut.
Tentu kita semua masih ingat salah satu skandal pengaturan hasil pertandingan paling populer adalah apa yang terjadi di Italia, yang merupakan salah satu negara raksasa sepak bola yang bahkan kompetisi mereka sering disebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Match fixing atau sering juga disebut dengan pengaturan skor atau upaya mempengaruhi hasil pertandingan secara ilegal di sepak bola Ini bisa melibatkan siapa saja, termasuk pemain, ofisial, perangkat pertandingan (wasit dll), hingga pihak ketiga yang terlibat.
Baca juga: Kontroversi; Sisi Paling Seksi Sepak Bola
Beberapa contoh sejarah pengaturan skor di sepak bola melibatkan pengaruh taruhan ilegal, kepentingan politik, upaya meraih keuntungan finansial, atau memanipulasi hasil untuk memenuhi kepentingan tertentu.
Tentu kita semua yang mencintai sepak bola tidak menginginkan hal itu terus merusak sepak bola, pengaturan skor terus menjadi perhatian dalam dunia sepak bola, dan berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan menghukum praktik tersebut demi menjaga integritas olahraga.
Organisasi sepak bola, seperti FIFA, UEFA, dan asosiasi sepak bola nasional, memiliki protokol dan aturan ketat untuk melawan pengaturan skor dan menjaga kejujuran dalam pertandingan.
Di Indonesia sendiri, PSSI terus berupaya untuk mencegah dan mengatasi kasus-kasus semacam itu dengan memberlakukan aturan dan sanksi yang tegas.
Dengan mengatasnamakan integritas sepak bola Indonesia, PSSI terus menggalang kerjasama antara otoritas sepak bola, pihak kepolisian, dan pihak berwenang lainnya sangat penting untuk menjaga kejujuran dalam olahraga nomor satu di dunia ini.
Namun lagi-lagi sebagai olahraga yang melibatkan banyak orang, dengan perputaran uang yang begitu besar di sana dan juga “didompleng” oleh banyak kepentingan yang lebih dari sekedar olahraga, tentunya memberantas tidak pernah mudah bahkan bisa dikatakan mustahil.
Haruskah kita pasrah? Kita tetap berharap skandal “jahanam” tersebut tidak lagi menghancurkan sepak bola. Kita semua mencintai sepak bola dan kita semua harus berdiri di garda paling depan untuk melawan mafia yang setiap hari terus melakukan segala upaya untuk menghancurkan sepak bola kita demi kepentingan mereka.