Komparatif.ID, Banda Aceh— Direktur Utama Bank Aceh Muhammad Syah mengatakan BAS akan menjadi bank devisa yang dapat melayani transaksi valuta asing untuk mendukung pengembangan ekonomi di Provinsi Aceh.
“Saat ini prosesnya sedang terus kita lakukan dengan pihak terkait, target tahun ini bisa segera menjadi bank devisa,” kata Muhammad Syah di Kantor Action Bank Aceh di Banda Aceh, Rabu (15/3/2023).
Sebagai bank devisa, BAS nantinya akan bertugas sebagai bank penerbit surat kredit untuk kegiatan ekspor dan impor dalam perdagangan internasional.
Selain itu, Bank Aceh juga berkomitmen untuk terus mengembangkan diri melalui pengembangan produk dan layanan, serta digitalisasi. Bank Aceh berharap dapat bersaing dengan bank nasional lewat pengembangan produk dan teknologi informasi sehingga seluruh masyarakat di Aceh dapat menikmati kehadiran mereka melalui Action Mobile Bank Aceh.
Bank Aceh juga akan bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan termasuk media untuk mendukung kemajuan Bank Aceh yang tidak hanya menjadi bank daerah tapi mampu berkiprah tingkat nasional.
Baca juga: Pemkab Aceh Utara Tambah Modal Bank Aceh Rp24,5 M
BAS Perkuat Layanan Digital
Selain itu, Bank Aceh Syariah telah memiliki layanan digitalisasi yang terdiri dari cash management system (CMS), kartu debit, quick response code Indonesian standard (Qris), kartu uang elektronik (pengcard), mobile banking, cash recycle machine (CRM), layanan electronic data capture (EDC), dan action bisnis internet banking corporate (IBC).
Muhammad Syah lebih lanjut menjelaskan bahwa BAS akan terus berkembang di era digital. Mereka sudah menyiapkan strategi bisnis dalam pelayanan agar Bank Aceh Syariah lebih maju, dan siap mengejar ketertinggalan selama ini serta berlari kencang untuk menjalankan bisnis perbankan di era digitalisasi.
Selain itu, Muhammad Syah juga mengatakan bahwa Bank Aceh siap bersaing dengan bank-bank nasional melalui pengembangan produk dan teknologi informasi. Hal ini juga sejalan dengan upaya Bank Aceh untuk terus memajukan layanan digitalisasi, sehingga seluruh masyarakat di Aceh bisa mendapatkan akses ke layanan keuangan dengan mudah melalui genggaman ponsel mereka.
Tak hanya itu, BAS juga siap untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk awak media, untuk mendukung kemajuan Bank Aceh yang tidak hanya menjadi bank daerah, tetapi juga mampu berkiprah di tingkat nasional.
Dalam upaya memperluas jangkauan layanan, Bank Aceh juga akan melakukan pengembangan jaringan kantor di seluruh Aceh. Pada tahun ini saja, Bank Aceh menargetkan akan memiliki 5000 kios Action Link yang tersebar di daerah pedesaan dan wilayah terpencil sehingga keberadaan BAS dapat dirasakan masyarakat.
Direktur Kepatuhan Bank Aceh, Yusmaldiansyah, juga menyatakan bahwa manajemen Bank Aceh sangat baik dan ia berharap mendapatkan dukungan dari media untuk terus memajukan bank tersebut.
Selama tiga tahun terakhir, Bank Aceh berada di peringkat II dalam kategori kepatuhan, dengan rating nasional A plus karena mampu menghadapi tantangan aktivitasnya. Bank Aceh kini juga telah mendapatkan ISO 3700012016 anti penyuapan dari lembaga sertifikasi yang dibentuk pemerintah, yang menunjukkan komitmen Bank Aceh dalam menjaga integritas dan mendukung upaya pemerintah untuk memberantas korupsi.
Dengan semua upaya pengembangan produk dan layanan, serta dukungan dari semua pihak, Bank Aceh berharap dapat mencapai targetnya untuk menjadi bank devisa yang mampu melayani transaksi valuta asing guna mendukung pengembangan ekonomi di Aceh.