Komparatif.ID, Suka Makmue—Dayah Sufi Muda Nagan Raya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara unik. Mereka membakar 1000 lemang yang bahan bakunya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Perayaan Maulid Akbar yang digelar oleh Dayah Sudi Muda diikuti oleh ribuan jamaah dari berbagai daerah di Indonesia, mulai Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Jakarta, hingga Malaysia.
Para jamaah berbondong-bondong berkumpul Dayah Sufi Muda yang beralamat di Gampong Gunong Reubo, Kecamatan Kuala, Nagan Raya, Sabtu (8/10/2022) bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1444 Hijriah.
Baca Juga: Maulid Nabi, Sejarah dan Hukumnya
Peserta yang mengikuti acara ini adalah seluruh jamaah Tarekat Naqsabandiyah Al Khalidiyah, murid dari Abuya Sayyidi Syekh Ahmad Sufi Muda.
Ketua Panitia Maulid Akbar 1000 Lemang, Saifundi, menyebutkan jamaah Aceh berdatangan dari 23 kabupaten/kota, ditambah yang datang dari Binja, Siantar, Tapanuli Utara, Lombok Barat, Kota Pariaman, Solo, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan. Jakarta dan Malaysia.
Rombongan tersebut dibagi dalam 7 kontingen, masing-masing yaitu:
Kontingen 1: Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Medan, Bogor, Binjai, Siantar, Tapanuli Selatan, Jakarta, Malasyia.
Kontingen 2: Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Kendari, Kolaka.
Kontingen 3: Aceh Jaya.
Kontingen 4: Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Subulusalam, Aceh Singkil, Aceh Tenggara.
Kontingen 5: Nagan Raya, Lombok Barat.
Kontingen 6: Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireun, Lhok Seumawe, Pidie Jaya, Pidie, Bangka Belitung.
Kontingen 7: Aceh Barat, Sinabang.
Saifundi menjelaskan, masing-masing peserta membawa sendiri bahan untuk membuat lemang, seperti buluh, beras, santan, dll.
“Jumlahnya 1000 lemang. Ini bentuk kegembiraan atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW. Ini wujud perayaannya,” kata Saifundi.
Mengapa lemang? Saifundi menerangkan lemang merupakan representasi dari syariat, tarekat, hakikat dan makrifat. Semuanya saling berkaitan, jika salah satu unsur tidak ada, maka lemangnya tidak akan jadi.
Buluhnya saja, tanpa dibalut dengan daun pisang, diisi beras dan kemudiaan santan, maka tidak akan berarti apa – apa, tidak akan jadi lemang. Belum lagi bila bicara tata cara membuat lemang, tentu lebih dalam lagi. Lemang juga punya pesan dan filosofi yang mendalam yaitu kesabaran, kebersamaan dan kekompakan. Tiga nilai yang sangat penting bagi manusia.
Puncak acara maulid 1000 lemang ini ditutup dengan pembacaan marhaban dan makan bersama bu kulah dan kuah beulangong.
Tentang Dayah Sufi Muda
Dikutip dari website lembaga pendidikan agama tersebut, Dayah Sufimuda merupakan dayah tasauf-tarekat yang berkedudukan di Provinsi Aceh. Dayah ini dibangun secara swadaya oleh murid-murid Abuya Sayyidi Syekh Ahmad Sufimuda dan masyarakat sejak tahun 2015.
Karena minat masyarakat terhadap ilmu tarekat-tasawuf semakin tinggi, sekarang ini Abuya Sayyidi Syekh Ahmad Sufimuda membangun beberapa dayah, di antaranya: Dayah Blang Teungoh dan Dayah Gunong Reubo di Kabupaten Nagan Raya, serta Dayah Manderek Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Visi dan misi Dayah Sufi Muda yaitu menjadikan tasawuf sebagai jantung dan power Islam, yang mampu menjawab segala permasalahan umat manusia, tetap eksis dan mampu menjawab segala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan segala perkembangan zaman dan kebudayaan manusia dalam konteks masa, ruang dan waktu apa pun.
Tanggal 09 Maret 2016 atau 29 Jumadil Awal 1437 H, bertepatan dengan hari Jumat, Dayah Sufi Muda pertama yang terletak di Gampong Blang Teungoh, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya diresmikan oleh Pemerintah Aceh.
Peresmian tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Aceh H. Muzakkir Manaf dan pejabat mewakili Pemerintah Daerah Nagan Raya dan juga tokoh agama lainnya serta tak kurang dari 5.000 masyarakat.
Dimulai dengan pertunjukan seni budaya berupa pertunjukan silat, tari-tarian, dan salawat hingga kata sambutan serta penandatanganan prasasti peresmian oleh Wakil Gubernur Aceh, acara ini berjalan khidmat, tertib dan lancar.
Pada saat peresmian Dayah Sufimuda berlangsung, alam menyambut dengan fenomena yang luar biasa. Hari tersebut terjadi gerhana Matahari total yang menurut LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) terakhir kali terjadi pada tahun 1995 silam atau tepat 21 tahun sebelumnya.
Pada hari tersebut, sebagian besar Pasifik, meliputi Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara dan benua Australia menyaksikan gerhana matahari. Di sebelah timur Samudera Pasifik, gerhana matahari total terjadi selama lebih dari 4 menit.
Ini menjadi simbol dan pertanda bahwa Sufi Muda hadir untuk menebar kedamaian di muka bumi dengan spirit rahmatan lil alamin melalui pengamalan tasawuf-tarekat.