Arabiyani, Perempuan Aceh yang Tulus Berjuang

Arabiyani.
Arabiyani, meninggal dunia pada Sabtu (4/2/2023) di RS Dharmais, Jakarta Barat. Foto: Dok. Almarhumah.

Pada tahun 2000-an saya dihubungi oleh Arabiyani. Dunia komunikasi saat itu belum mengenal berbagai aplikasi media sosial yang sekarang merebak.

Orang-orang kala itu berkenalan hanya lewat email, mIRC, dan yang paling heboh adalah Yahoo Messenger (YM). Bisa pakai suara dan kamera.

Suatu hari, saya ditegur seorang perempuan Aceh, dia memakai email wayoyu99. Mengaku bernama Iya. Hanya Iya saja.

Di YM, dia selalu mengajak diskusi. Menceritakan kondisi Aceh kepada saya yang di luar negeri. Dalam berbagai diskusi, Arabiyani selalu keras, terlalu berani untuk seorang yang hidup dan tinggal di daerah konflik. Saya sangat menghormatinya.

Selain ide-idenya yang brilian, Arabiyani juga seorang yang aktif membela perjuangan Aceh.

Yang saya ingat, dia pergunakan segala jaringannya untuk menyampaikan kondisi Aceh kepada pihak luar. Iya juga menggalang donasi untuk membantu korban, perempuan dan pejuang yang terluka. Tidak jarang dia menyampaikan kepada kami di luar, kebutuhan obat khususnya malaria bagi pejuang GAM di lapangan, setelah menggalang dana semampunya, dia sendiri mengantarkan obat-obat itu kepada yang membutuhkan.

Baca juga: Arabiyani Abubakar Meninggal Dunia

Pernah suatu kali, tidak lama setelah pemberlakuan darurat militer, dia terjebak dalam sebuah pertempuran, dengan tenang dia mengirimkan kabar kepada saya, seraya memohon doa. Tidak ada sedikitpun ketakutan terlihat dari tulisannya.

Orangnya juga kocak. Suatu saat, dia cerita bahwa akan pergi ke sebuah daerah, untuk menikah dengan kekasih hatinya. Dia menyebutnya sebagai “Mr. K”. Saya tertawa getir sewaktu dia bercerita dan mohon doa, semoga di daerah calon suaminya aman-aman saja, tidak ada penyerangan dari TNI; supaya aman malam pertamanya.

Walaupun kami komunikasi dengan bahasa Aceh, tidak jarang dia meng-email dengan bahasa Gayo yang dia cintai. Iya adalah anak seorang ulama yang bermukim di dataran tinggi Gayo, tepatnya di Bintang.

Setelah damai, berjumpa beberapa kali di Sabang, Arabiyani suka berjalan kaki dengan suaminya Kautsar di tepian pantai Pulau Weh. Kemudian belasan tahun tidak berjumpa.

Semalam sekira pukul 03.30, saya terbangun seperti biasa, mengecek pesan WA, mendapatkan informasi bahwa Arabiyani Binti Abubakar, seorang perempuan pejuang Aceh, telah berpulang ke hadirat Ilahi setelah berobat panjang di Jakarta.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, semoga Allah memberikan kepadanya husnul khatimah, ditempatkan bersama para syuhada Aceh yang telah kembali ke rahmatullah sebelumnya. Semoga amal ibadahnya diterima Allah dan diberikan pengampunan atas segala kesalahannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here