Imam Masjid Tewas Ditembaki Massa Hindu di India

imam, Pemandangan di luar masjid yang dibakar massa Hindu pada Selasa (2/8/2023) tengah malam di Gurugram, India. Foto: Kabir Jhangiani/NurPhoto.
Pemandangan di luar masjid yang dibakar massa Hindu pada Selasa (2/8/2023) tengah malam di Gurugram, India. Foto: Kabir Jhangiani/NurPhoto.

Komparatif.ID, Gurugram, India– Seorang wakil imam tewas dalam serangan brutal oleh segerombolan umat Hindu sayap kanan di sebuah masjid di pinggiran ibu kota India, New Delhi. Peristiwa tragis ini terjadi beberapa jam setelah kekerasan komunal merenggut nyawa di distrik terdekat.

Korban Maulana Saad merupakan imam masjid Anjuman Jama yang terletak di Sektor 57 di Gurugram, sebuah kota berpenduduk 1,2 juta di negara bagian Haryana, Selasa (1/8/2023).

Kematian Maulana Saad, seorang wakil imam yang baru berusia 19 tahun mengejutkan banyak orang di komunitas Muslim, dan menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekannya. Peristiwa ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas Hindu yang menginginkan perdamaian dan harmoni di wilayah tersebut.

Kerusuhan berdarah di Gurugram, India, menimbulkan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan komunal di negara tersebut. Serangan brutal di masjid Anjuman Jama dan bentrokan antara kelompok Hindu dan Muslim di distrik tetangga Nuh menandai situasi yang memprihatinkan bagi perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.

Pengamat politik mengkritik kelompok sayap kanan Hindu yang terkait dengan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menentang ibadah salat Jumat di Gurugram. Kritikus mengatakan bahwa upaya ini semakin memperkuat segregasi kelompok agama, dan bisa mengancam esensi pluralisme yang selama ini menjadi identitas India.

Keadaan semakin memburuk ketika aksi massa yang membakar toko-toko milik warga Muslim dan merusak restoran-restoran kecil meluas. Kehancuran ini telah menimbulkan rasa takut dan ketidakpastian bagi komunitas Muslim, sementara sejumlah pemimpin Hindu berusaha untuk meredakan situasi dan menenangkan emosi masyarakat.

Para ahli dan aktivis hak asasi manusia menyoroti pentingnya dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap pluralisme agama sebagai langkah untuk mencapai perdamaian di tengah perbedaan budaya dan agama. Mereka menekankan perlunya penguatan kerjasama antara komunitas Hindu dan Muslim untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif.

Baca juga: Penembakan Massal di AS, 5 Orang Tewas, Pelaku Ditembak Mati

Selain Imam, 2 Polisi Juga Jadi Korban

Kekerasan pecah antara komunitas Hindu dan Muslim di distrik Nuh, Haryana, mengakibatkan setidaknya empat orang tewas, termasuk dua personel polisi. Insiden ini terjadi dalam konteks ketegangan dan pemberlakuan jam malam oleh pihak berwenang setempat.

Bentrokan itu dipicu oleh prosesi keagamaan Hindu yang melewati wilayah mayoritas Muslim. Rombongan tersebut semula bertujuan berpindah dari satu kuil ke kuil lainnya, namun situasi memanas ketika bentrokan terjadi di antara kedua kelompok selama perjalanan. Juru bicara kepolisian Nuh, Krishan Kumar, menyatakan bahwa kejadian tragis tersebut menyebabkan empat orang meninggal dunia.

Dua dari korban tewas dilaporkan sebagai anggota penjaga rumah, kelompok sukarela yang membantu polisi dalam mengendalikan kerusuhan sipil. Selain itu, sepuluh personel polisi juga mengalami luka-luka dalam bentrokan tersebut.

Pihak berwenang mengambil tindakan untuk meredam kekerasan dengan menggunakan gas air mata dan menembakkan tembakan ke udara untuk membubarkan massa yang terlibat dalam kerusuhan tersebut. Selain itu, layanan internet di daerah tersebut telah ditangguhkan dan pertemuan besar dilarang untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Ketua Menteri Haryana, Manohar Lal Khattar, dalam platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) mengecam kekerasan yang terjadi dan mengimbau seluruh warga untuk tetap menjaga perdamaian di negara bagian tersebut. Ia menegaskan bahwa pihak berwenang akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam kekerasan tersebut.

Menteri Dalam Negeri, Anil Vij, menyatakan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah mengendalikan situasi. Upaya untuk menjaga perdamaian terus dilakukan, termasuk pengiriman pasukan dengan helikopter untuk mengatasi situasi darurat di lokasi bentrokan.

Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan saling menghormati perbedaan agama dan kepercayaan guna mencegah terulangnya insiden kekerasan serupa di masa depan. Pihak berwenang terus berupaya melakukan langkah-langkah konkret demi memulihkan situasi keamanan dan ketertiban di distrik tersebut.

 

Artikel SebelumnyaPatologi Birokrasi Sistem Administrasi, Penyakit Kampus Paling Berbahaya
Artikel SelanjutnyaIrfanda Manalu, Berjuang Dengan Hidroponik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here