Warga Beutong Ateuh Banggalang Tolak Tambang Emas

Beutong Ateuh Banggalang
Warga Beutong Ateuh telah begitu lama hidup berdampingan dengan lebatnay rimba titipan Ilahi. Mereka tidak ingin kondisi tersebut berubah. Foto: Junaidi hanafiah di kutip dari Mongabay.

Komparatif.ID, Beutong—Warga Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan raya, Kamis (25/5/2023) menolak kehadiran tambang emas di wilayah mereka. Setelah PT Emas Mineral Murni (EMM) batal beroperasi, kini hadir PT Bumi Mentari Energi.

Surat bertulis tangan yang ditandatangani oleh tiga kepala desa (keuchik) Camat Beutong Ateuh Banggalang, dan anggota DPRK dapil tersebut, berisi penolakan warga terhadap pertambangan.

Surat penolakan beroperasinya PT Bumi Mentari Energi/ dan perusahaan sejenisnya ditandatangani oleh Keuchik Gampong Blang Meurandeh Samsuar, Keuchik Gampong Kuta Teungoh M. Yusuf, Keuchik Gampong Blang Suak Banta Kamari, anggota DPRK Nagan Raya Junid Miyanto, Camat Beutong Ateuh Banggalang Rustam Efendi,M.A.

Baca: Pembantaian Teungku Bantaqiah di Beutong Ateuh

Dalam surat tersebut, Camat Beutong Ateuh Banggalang Rustam Efendi menyatakan pihak muspika bersama seluruh masyarakat menyatakan sikap menolak PT BMM beserta jenis tambang/PT lainnya yang ingin mendirikan atau membuka pertambangan di wilayah tersebut.

Di dalam pengantar surat pernyataan bersama, bahwa masyarakat di sana pada Kamis (25/5/2023) menyatakan menolak izin PT BMM beroperasi di wilayah tersebut.

Penolakan warga Beutong Ateuh Banggalang terhadap kehadiran pertambangan emas dan mineral lainnya di wilayah mereka bukan sekali dua. Mereka telah punya rekam jejak panjang menolak investasi atas nama apa pun di tanah tempat mereka hidup secara bergenerasi selama beratus tahun. Bagi warga dan pemuka di sana, rimba Beutong merupakan rumah yang telah dapat memberikan mereka penghidupan yang harmoni, tanpa perlu campur tangan investasi.

Beutong Ateuh Banggalang Tak Perlu Tambang

Keluarga almarhum Teungku Bantaqiah yang dibantai secara membabi buta oleh aparat negara di era konflik, termasuk yang paling keras menolak kehadiran pertambangan di kawasan itu.

Pada Sabtu (15/4/2023) Teungku Malikul Aziz yang merupakan putra allahyarham Teungku Bantaqiah juga telah memberikan pernyataan bahwa dia dan keluarga besarnya menolak kehadiran pertambangan di negeri Beutong Ateuh Banggalang.

Teungku Malikul Aziz meminta pemerintah dan pihak perusahaan supaya menghentikan niatnya mengeksploitasi kampung halaman warga Beutong.

Selama bergenerasi warga Beutong telah hidup harmoni dengan rimba titipan Ilahi. Mereka makan dan minum dengan memanfaatkan hasil hutan yang melimpah. Sawah-sawah mereka yang berada di tepi rimba, lebih dari cukup memberikan penghidupan yang layak.

Teungku Malikul Aziz justru khawatir, kehadiran tambang malah menghadirkan malapetaka di kampung halamannya. Bila rimba -rimba di sana rusak, maka yang akan menanggung derita adalah anak bangsa yang lahir dan besar di Beutong, anak bangsa yang berdarah asli Beutong, pelanjut cita-cita indatu Beutong.

Artikel SebelumnyaRumah Tangga Kota & Desa di Aceh Belum Punya Kakus Bersaing Ketat
Artikel SelanjutnyaQanun LKS, Tabiat Politisi dan Peukateun Akademisi
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here