Sumur Migas Andaman III Lepas Pantai Aceh, Kering!

Andaman III kering
Sumur Rencong 1 di WK Andaman III tidak mengandung migas. Demikian disampaikan Kementerian ESDM, Jumat (19/5/2023). Sumur tersebut mulai dibor pada 18 Juli 2023 oleh Repsol Andaman B.V. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jakarta—Sumur migas Wilayah Kerja (WK) Andaman III di lepas pantai (offshore) Aceh, tidak memiliki kandungan gas. Hasil eksplorasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) membuahkan harapan hampa. Sumur tersebut kering!

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadi, Jumat (19/5/2023) mengatakan WK Andaman III yang sebelumnya diperkirakan memiliki potensi sumber daya migas terbesar di dunia dengan recovery reserve sebesar 1,89 miliar barrel oil equivalent (BOE), ternyata setelah dibor, tidak memiliki apa pun alias kering.

Kini harapan ditambatkan pada WK Andaman I, Andaman II, dan South Andaman. WK-WK tersebut masih disematkan impian menjadi harta karun baru Indonesia.

Andaman I secara persentase, 80% dikelola oleh Mubadala Petroleum, dan sisanya oleh Harbor Energy 20 persen. Recovery reserve di WK tersebut diperkirakan 239 juta BOE. WK ini akan beroperasi pada 2030.

Baca: Repsol Andaman BV Lakukan Pemboran di Perairan Aceh

Andaman II dikelola oleh Harbor Energy sebesar 40%, Mubadala Petroleum 30 persen, dan British Petroleum 30 persen. WK ini memiliki pemulihan cadangan sebesar 2,02 miliar, dan mulai beroperasi pada 2028.

WK South Andaman yang kini dikelola oleh Mubadala Petroleum sebesar 80 persen, Harbor Oil 20 persen, dengan recovery reserve 709 juta BOE, akan beroperasi pada 2030.

Kembali ke persoalan WK Andaman III yang kering, Tutuka mengungkapkan bahwa kegagalan pada suatu pengeboran merupakan suatu hal yang biasa. Pun demikian dia memastikan bahwa hasil penelitian geologi dapat memperkirakan larinya [migas] ke mana, bila di sumur yang dilakukan eksplorasi didapatkan dalam kondisi kering.

Dengan begitu, Tutuka mengklaim bahwa pihaknya belum akan menyerah dengan mencari kemungkinan sumber migas di titik lain. Dia menyebutkan hal itu mengingat biaya yang dikerahkan untuk mencari cadangan migas tersebut sangat besar.

“Saran saya ke SKK Migas, kita jangan dulu menyerah dulu. Coba dilihat lebih detil lagi larinya kemana. Ini kan bisnis ya, artinya biaya besar pengeboran. Dan memang di industri ini kan selalu ada ketidakpastian, tidak ada yang bisa pastikan bahwa di situ ada minyak,” tegas Tutuka.

Untuk diketahui, Aceh masih menyimpan ‘harta karun’ berupa sumber daya gas di Wilayah Kerja Migas Offshore North West Aceh/ONWA (Meulaboh) dan WK Offshore South West Aceh/OSWA (Singkil).

Disadur dari CNBC Indonesia

Artikel SebelumnyaJasad Warga Tumpok Teungoh Tergeletak di  Jalan Blang Panyang
Artikel SelanjutnyaUNESCO Akui 3 Hikayat Aceh Sebagai Warisan Dunia
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here