Komparatif.ID, Jakarta— Nilai tukar rupiah kembali terpukul dalam perdagangan pasar spot Rabu pagi (8/4/2025), dibuka melemah ke posisi Rp16.959 per dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar alami penurunan 69 poin atau 0,41 persen dibandingkan penutupan sebelumnya, dan menjadikan posisi rupiah sebagai yang terendah sepanjang sejarah dalam transaksi spot.
Di tengah pelemahan mata uang Indonesia, pergerakan mata uang Asia lainnya menunjukkan tren yang bervariasi. Baht Thailand mencatat penguatan tipis sebesar 0,12 persen, begitu juga won Korea Selatan yang menguat 0,14 persen.
Yen Jepang tercatat mengalami penguatan lebih signifikan sebesar 0,52 persen, sementara ringgit Malaysia justru mengalami koreksi dengan pelemahan 0,05 persen.
Baca juga: Rupiah Anjlok Hingga Rp16.846 Per Dolar AS
Di sisi lain, mata uang utama negara-negara maju justru dibuka dengan penguatan yang relatif solid. Poundsterling Inggris melonjak 0,57 persen, franc Swiss naik 0,6 persen, dan dolar Kanada menguat 0,61 persen terhadap dolar AS.
Melansir CNN Indonesia, pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menjelaskan pelemahan rupiah hari ini masih sangat dipengaruhi oleh dinamika global, khususnya ketegangan perdagangan yang kembali mencuat setelah China melakukan pembalasan atas tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
“Kekhawatiran pasar masih cukup tinggi terhadap isu perang tarif ini sehingga respons pasar juga masih negatif,” ungkapnya, Rabu (9/4/2025)
Menurutnya, kekhawatiran investor terhadap kelanjutan perang tarif ini masih cukup tinggi, dan berimbas langsung pada respons negatif di pasar keuangan global, termasuk terhadap mata uang negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Ia menambahkan bahwa level Rp16.960 per dolar AS ini merupakan nilai tukar terendah dalam catatan perdagangan spot, yakni transaksi mata uang asing yang diselesaikan dalam jangka waktu sangat pendek, biasanya dalam dua hari kerja.
