Komparatif.ID— Iwan Rahadian, terlanjur jatuh cinta kepada Suzuki Grand Escudo 2.0l tahun perakitan 2005. Ia membelinya second hand pada tahun 2012. Hingga sekarang ia masih setia menunggangi Suzuki Escudo berkelir hitam itu.
Iwan Rahadian, seorang wiraswastawan di Bireuen, merupakan salah seorang pengusaha jasa service dan reparasi air conditioner (AC). Sebuah bidang usaha yang sangat menjanjikan.
Pria berusia kepala empat tersebut, juga menggemari dunia otomotif. Hobinya agak nyentrik. Ia memiliki kegemaran merawat mobil lawas. Pilihannya jatuh ke Suzuki Escudo 2.0l.
Kepada Komparatif.ID, Sabtu (26/10/2024) pria yang telah menikah dan memiliki dua anak, menyebutkan Suzuki Grand Escudo yang dimilikinya sangat nyaman ditunggangi. Dengan kapasitas lima penumpang, serta didukung bobot body-nya yang berat, membuat Escudo tersebut nyaman digunakan di berbagai medan.
Baca juga: Bos BMW Kesal M5 Dibully “Mobil Gendut”
“Mobilnya bandel, tangguh, dan nyaman dikendarai dalam kecepatan tinggi. Sejak 2012 hingga saat ini, saya masih setia merawat dan menungganginya,” sebut Iwan Rahadian, yang menggeluti bisnis jual-beli AC baik personal maupun untuk kebutuhan kantor.
Di Aceh, Iwan bergabung dengan VES Community Aceh Tanah Rencong. Sebuah perkumpulan sesama penggemar dan pengguna Suzuki Grand Escudo.
Adakah kelemahan Suzuki Escudo? Menurut Iwan, tak pantas disebut kelemahan. Karena BBM yang diklaim agak boros sesungguhnya sepadan dengan kapasitas mesin 2000 cc.
Dengan bobot kendaraan mencapai 1,3 ton, rata-rata penggunaan bahan bakar di dalam kota berkisar antara 7-9 km/liter. Sedangkan luar kotanya dapat meraih angka 10-12 km/liter.
Sparepart juga mudah. Tersedia di mana-mana. Hanya saja karena kualitas suku cadangnya bagus, harganya terkesan mahal.
“Rumusnya ada harga ada kualitas,” sebut Iwan Rahadian yang bermukim di Meunasah Teungku Dilampoh, Juli, Bireuen.
Bersama Escudo itu, Iwan dan keluarga telah berkeliling Aceh. Hilir-mudik Bireuen -Medan, juga Bireuen-Banda Aceh.