Haji Uma Dalam Ingatan Kolektif Orang Aceh

Pemilu DPD Aceh 2024: Haji Uma Unggul Telak, H. Sudirman, S.Sos alias Haji Uma
H. Sudirman, S.Sos alias Haji Uma. Foto: RRI.

Haji Uma mencetak hattrick dalam kariernya sebagai senator Aceh. Kali ini perolehan suara Haji Uma jauh meninggalkan para pesaingnya yang megap-megap mengumpulkan dukungan rakyat.

Dari laman situs resmi pemilu2024.kpu.go.id, saya mengecek penghitungan suara DPD daerah pemilihan Aceh. Sudirman atau yang lebih dikenal dengan nama Haji Uma mengumpulkan suara terbanyak, jauh meninggalkan perolehan suara para pesaingnya.

Pemilu kali ini adalah yang ketiga kalinya Haji Uma mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sejauh ini dari perolehan suara di KPU, kita tahu ia akan terpilih lagi. Itu artinya ia akan mencetak hattrick sebagai senator/DPD-RI dari Aceh.

Apa yang membuat Haji Uma begitu melekat dalam ingatan orang Aceh? sebagai seorang seniman, komedian, dan dai, kehadirannya dalam cerita peran sebagai Haji Uma di serial komedi Eumpang Breuh telah melambungkan namanya. Setiap orang yang menonton aksinya dalam film itu akan dibuat terkekeh oleh tingkahnya yang kadangkala marah-marah, yang sering bertikai dengan pemeran lain dan berakhir dengan kejar mengejar dengan pemeran lain di film tersebut.

Baca: Pemilu DPD 2024: Haji Uma Menang Telak

Dari sana ingatan setiap penonton terhadap Haji Uma melekat kuat. Dengan kaos putih, peci putih, kain sarung selutut, handuk hijau yang melilit di lehernya, sepeda ontel, dan parang adalah sejumlah detail yang melekat pada sosok Haji Uma.

Ketika ia mencalonkan diri sebagai senator, ia mempertahankan penampilannya itu pada gambar di kertas surat suara. Sehingga mudah saja bagi orang-orang untuk mengenalinya, dan ketika orang melihatnya, saya berpikir orang-orang akan tertawa mengingat setiap adegan yang ia perankan dalam serial Eumpang Breuh. Film itu telah berhasil membuatnya dikenal oleh setiap penonton. Film itu telah berhasil membangun personal brandingnya.

Di tengah kesulitan hidup, film komedi itu hadir menghibur kita bertahun-tahun yang lalu. Di rumah-rumah, di warung kopi, atau di mana saja, orang-orang duduk dengan tekun menikmati setiap sajian adegan di film tersebut dan tampak sangat puas ketika film tersebut berakhir. Itu adalah satu film komedi hiburan terbaik yang pernah diproduksi oleh orang Aceh.

Bukan maksud membandingkan, sebagaimana film Eumpang Breuh telah berhasil melambungkan Haji Uma menjadi senator yang sukses, saya teringat pada film lain yang sangat terkenal di dunia: The Godfather. Itu film yang sangat memukau. Sebuah film tentang keluarga mafia dengan pemeran utamanya Don Corleone. Ia adalah kepala keluarga mafia dan semua lelaki didalam keluarganya adalah penjahat.

Namun dalam cara tertentu, penonton justru dibuat bersimpati kepada Don Corleone. Bersimpati terhadap gaya ia bicara, gaya ia memandang, cara ia duduk dan hal- hal lainnya. Ia melakukan semua itu dengan elegan. Karena memang pengarangnya menginginkan kita bersimpati kepadanya. Dan pengarang itu tahu cara membuatnya.

Pengarang yang baik adalah pengarang yang mampu membuat pembaca atau penonton bersimpati terhadap tokoh yang ia buat. Saya ingin mengatakan bahwa film yang baik selalu melekat dalam ingatan kita terutama tokoh-tokoh ceritanya. Kata guru saya: setiap orang menyukai cerita, tidak ada orang yang menolak cerita sebab cerita tidak mengancam pikiran, tetapi teori atau ideologi terkadang membuat orang waspada. Dan banyak film adalah tentang cerita terhadap suatu peristiwa atau seorang tokoh.

Di film Eumpang Breuh, tokoh cerita Haji Uma adalah sosok lelaki keras yang mudah marah. Namun dalam hal lain, ia banyak memberikan nasihat yang bermamfaat. Setiap kali ia Haji Uma marah pada beberapa adegan, ia akan mengejar siapapun yang membuat ia naik pitam.

Kita dibuat tergelak olehnya, sehingga kita terhibur dan akhirnya kita bersimpati kepadanya. Satu adegan yang masih saya ingat dalam film tersebut ketika ia marah kepada ayam yang berkokok dan saat itu ia sedang mengalami sakit gigi. Dengan merepet, ia mengejar ayam tersebut dan mengancamnya jika masih terus berkokok. Ayam itu menjawabnya dengan terus berkokok seolah menantangnya. Haji Uma memburunya dengan parang.

Konsistensi Haji Uma

Pada akhirnya film Eumpang Breuh telah berkontribusi besar dalam mengantar Sudirman/Umar Pradana menjadi senator. Menjelang setiap pemilu, ia tak perlu lagi memajang baliho-baliho yang besar dan banyak. Tak perlu merekrut timses yang banyak. Sebab ia telah banyak dikenali oleh orang Aceh.

Haji Uma mengemban amanah itu dengan tanggung jawab yang baik. Dengan jiwa sosial yang tinggi ia membantu pemulangan jenazah orang-orang Aceh yang meninggal di perantauan, membantu orang-orang yang kesusahan. Selaras dengan hadis maja orang Aceh yang seringkali ia sampaikan: “Hudep beuna mamfaat, beujeut keu syufaat keu ureung lingka” (hidup harus ada mamfaat dan berguna bagi warga disekitar kita). Atas kebaikan hatinya itu, ia semakin melekat kuat dalam ingatan setiap orang.

Artikel SebelumnyaPj Gubernur Terbitkan Pergub Pembayaran Gaji & Tunjangan ASN
Artikel SelanjutnyaTangan Dingin H. Mukhlis Diapresiasi Kader Golkar
Banta Johan
Penulis merupakan peminat literasi. Bermukim di Aceh Utara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here