Komparatif.ID, Banda Aceh— Survei terbaru yang dilakukan oleh Bravo Fanta Institute (BFI) menunjukkan elektabilitas pasangan Bustami-Fadhil Rahmi mengungguli pesaingnya, pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) jelang Pilkada Aceh 2024.
Menurut data BFI yang dirilis pada akhir September 2024, elektabilitas Bustami-Fadhil mencapai 52,08 persen, sementara pasangan Mualem-Dek Fadh hanya memperoleh 41,25 persen.
Dibandingkan dengan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada pertengahan Juli 2024 lalu, hasil ini menunjukkan lonjakan tinggi elektabilitas Bustami.
Pada survei LSI yang dilakukan sebelum Bustami memilih wakil, elektabilitas Mualem berada di angka 41,3 persen, sementara Bustami hanya memperoleh 13,2 persen.
Namun, survei tersebut juga mencatat bahwa 45,6 persen responden masih belum menentukan pilihan atau tidak memberikan jawaban.
Setelah memilih M. Fadhil Rahmi sebagai wakil, elektabilitas Bustami langsung melonjak tajam menjadi 52,08 persen.
Baca juga: Mantan Menhan GAM Dukung Bustami Secara De Facto De Jure!
Sebaliknya, elektabilitas Mualem yang sudah memilih Fadhlullah sebagai calon wakilnya tetap stagnan di angka 41 persen. Perubahan ini menunjukkan strategi Bustami memilih wakilnya sangat efektif meningkatkan daya tariknya di mata pemilih.
BFI juga menguji elektabilitas calon Gubernur dan Wakil Gubernur secara terpisah, hasilnya paslon Bustami-Fadhil juga unggul telak.
Secara individu, elektabilitas Bustami secara head to head dihadapkan dengan Mualem mencapai 51,75 persen, sementara Ketua Partai Aceh tersebut hanya 41,50 persen. Sementara 6,75 sisanya belum menentukan sikap.
Fadhil Rahmi juga unggul atas Dek Fadh dengan elektabilitas mencapai 59,58 persen, meninggalkan Ketua Gerindra Aceh yang hanya memiliki elektabilitas 23,17 persen.
BFI menjelaskan faktor-faktor yang memperkuat elektabilitasnya mencakup berbagai kejadian, seperti musibah dan upaya penjegalan terhadap dirinya, serta keputusan strategis yang diambil oleh Bustami dan partai koalisi, termasuk pengusungan Fadhil Rahmi sebagai calon Wakil Gubernur menggantikan almarhum Tu Sop.
Sebaliknya, elektabilitas Mualem stagnan di angka 41 persen setelah ia memilih Fadhlullah sebagai pasangannya. Tidak adanya lonjakan dukungan ini diduga disebabkan oleh berbagai sentimen negatif yang menyelimuti Mualem.
Menurut survei Bravo Fanta Institute, beberapa isu negatif yang mempengaruhi elektabilitas Mualem di antaranya adalah pandangan masyarakat yang menilai rendah tingkat pendidikan Mualem, buruknya komunikasi publik yang sering menimbulkan blunder, serta isu korupsi yang melibatkan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) dan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS).
Sentimen negatif lainnya adalah persepsi masyarakat terkait status Mualem yang memiliki lebih dari satu istri, yang di kalangan pemilih tertentu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Di sisi lain, meskipun Bustami juga menghadapi sentimen negatif, seperti isu terkait wastafel, dampaknya terhadap elektabilitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan isu-isu yang menimpa Mualem.
Dukungan terhadap Bustami justru meningkat tajam setelah ia mengumumkan Fadhil Rahmi sebagai calon wakilnya. Langkah ini dinilai sebagai keputusan yang cerdas dan efektif dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat Aceh terhadap kepemimpinannya.
Survei BFI ini menggunakan metode stratified multistage random sampling atau survei dengan populasi pemilih dikelompokan berdasarkan kabupaten kota. Selanjutnya sampel dipilih secara berjenjang di masing-masing strata atau kabupaten kota.
Itu daerah barsela, sepertinya udah pasti berat ke cagub 1, klo liat visi-misi cagub 2.