Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh melaporkan pada Maret 2024 nilai transaksi ekspor Aceh ke India mencapai USD25,39 juta, atau setara Rp405,5 miliar.
“Ekspor Provinsi Aceh selama Maret 2024 paling besar ditujukan ke negara India yaitu senilai USD25,39 juta dengan komoditas utama berupa batu bara,” kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution, Jumat (3/5/2024).
Data yang dirilis BPS juga menunjukkan bahwa peringkat kedua dalam hal nilai ekspor terbesar dari Aceh adalah Amerika Serikat, dengan nilai mencapai USD13,52 juta, diikuti Belgia dengan nilai ekspor sebesar USD3,19 juta. Komoditas kopi masih menjadi komoditas unggulan Aceh yang diekspor ke Amerika Serikat dan Belgia.
Namun demikian, meskipun ekspor Aceh ke India mengalami pertumbuhan yang signifikan, total nilai ekspor barang dari provinsi ini pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 10,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini juga terlihat secara tahunan, dengan penurunan sebesar 28,18 persen jika dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2023.
Baca juga: Batubara Ekspor Utama Aceh Sepanjang April 2023
Ahmadriswan menjelaskan sebagian besar ekspor barang asal Aceh pada Maret 2024 dikirimkan melalui pelabuhan di Provinsi Aceh sendiri, dengan nilai mencapai USD25,87 juta atau sekitar 50 persen dari total ekspor. Namun, sebagian lainnya diekspor melalui Pelabuhan Provinsi Sumatera Utara dengan nilai mencapai USD25,76 juta.
“Angka ini juga mengalami penurunan sebesar 28,18 persen jika dibadingkan kondisi Maret 2023,” terang Ahmadriswan.
Dalam hal komoditas, batu bara menjadi komoditas terbesar yang diekspor dari Aceh pada bulan Maret 2024, dengan nilai mencapai USD24,59 juta. Ini diikuti oleh kopi dan rempah-rempah dengan nilai masing-masing sebesar USD21,23 juta, dan komoditas ikan olahan sebesar USD2,31 juta.
Sementara itu, dari segi lapangan usaha, sektor pertambangan mendominasi ekspor Aceh pada Maret 2024 dengan kontribusi mencapai 47,61 persen. Sektor pertanian menempati urutan kedua dengan nilai ekspor mencapai 43,48 persen, diikuti oleh industri pengolahan dengan persentase 8,92 persen.