Admin Arsip_Indonesia Pamit dari Instagram

“Rumah Sejarah” Kehilangan Tuan

Arsip_indonesia
Foto Gus Dus yang ditayangkan di akun Instagram @arsip_indonesia, mendapatkan banyak perhatian netizen. Foto: Tangkapan layar.

 Komparatif.ID—Admin arsip_indonesia, Selasa (14/11/2023) mengumumkan berhenti mengelola akun tersebut. Tidak dijelaskan alasan yang jelas; hanya saja ia mengaku selama dua tahun mengelola akun Instagram tersebut, dirinya sangat senang karena masyarakat memberikan apresiasi.

ARSIP INDONESIA IZIN PAMIT. Terhitung sudah tahun Arsip Indonesia mengumpulkan dan membagikan serpihan sejarah Indonesia. Cukup melelahkan  memang, tapi saya senang masyarakat mengapresiasi usaha saya  selama ini

Saya mempersilakan kalian menggunakan foto dan video yang ada di akun ini untuk tujuan pendidikan.. SEMUANYA GRATIS! Saya sendiri juga tak pernah mendapatkan uang sepeser pun dari akun ini. Semuanya murni untuk tujuan pendidikan masyarakat.

Saya hendak berhenti. Entah saya akan kembali atau tidak untuk mengelola akun ini. Saya mempunyai prioritas lain di kehidupan saya.

Baca: PKA 1, dari Darul Harb ke Darussalam

Saya meminta maaf pada orang-orang apabila terjadi kesalahan dalam berucap dan bertindak. Begitu pun saya sendiri sudah memaafkan kalian yang berprasangka buruk.

Sejarah yang terlukis degan warna hitam dan putih haruslah diperlihatkan kepada dunia. Semoga semua ini membuka mata kalian akan masa lalu dan menjadi tumpuan untuk kalian bergerak di masa depan.

Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.

Itu postingan terakhir admin @arsip_indonesia, sebuah akun di Instagram yang selama dua tahun aktif mengeposkan foto dan video serta keterangan tentang sejarah yang terjadi di Indonesia. Akun yang cukup berani, karena seringkali postingannya tentang sejarah, kerap membuat netizen bertanya-tanya –bahkan menuduh—bila admin @arsip_indonesia berafiliasi dengan golongan tertentu.

Foto terakhir yang ditayangkan di akun tersebut tentang sejumlah biarawati yang berfoto bersama dengan latar belakang patung Yesus Kristus. Foto hitam putih itu mengabadikan lima orang biarawati dengan pakaian tertutup, serta gantungan salib di dada. Satu dari empat biarawati tersenyum.Dari postingan yang disitat dari KITLV, disebutkan bila foto itu dipotret di Pulau Jawa, pada tahun 1930.

Pada kesempatan lain, arsip_indonesia mengeposkan potret Jenderal Suharto yang memakai topi militer, dengan senyum tajam. Narasi foto tersebut menyatakan bila foto itu dibuat beberapa waktu sebelum Suharto diangkat menjadi Pj Presiden Indonesia pada tahun 1966.Sumber foto tersebut dari Spaarnestad Photo.

Arsip_indonesia menayangkan foto tentang seorang perempuan yang meninggal dunia bersimbah darah, setelah ditembak mati secara tidak manusiawi di rel kereta api di Pasuruan, Jawa Timur. Penembakan itu terjadi pada 26 Mei 1949.

Baca: Iwan Dukun, Preman Besar Pendukung Aceh Merdeka

Jasad yang terlentang di samping rel kereta api itu terlihat sangat menyedihkan. Meskipun hitam putih, tapi tidak dapat mengurangi suasana kebatinan betapa tak manusiawi pembasmian terhadap sang wanita.

Foto itu diprotes oleh pengikut arsip_indonesia. Meski tidak terkan sensor Instagram, tapi menurut netizen wajah korban sangat menganggu konsentrasi. Apalagi yang membukanya saat sedang makan siang. Membuat suasana tidak nyaman.

Perihal foto tersebut, sejumlah netizen memberikan pendapat bahwa perempuan di dalam foto itu merupakan mata-mata musuh [Belanda] yang ditawan oleh laskar Republik. Dia mati karena terkena peluru saat sedang terjadi pertempuran antara Belanda dan prajurit Indonesia.

Ada pula yang menaruh simpati. Mereka menyayangkan mengapa perempuan itu harus dibantai dengan peluru. Ada juga yang mendoakan semoga arwah almarhumah husnul khatimah.

Pada kesempatan lain, arsip_indonesia memasang foto plang yang dibuat di atas selembar papan berisi tulisan Verboden voor Honden en Inlander. Ditulis artinya dalam bahasa Indonesia : Priboemi Dan Anjing Dilarang Masoek.

Tulisan itu ditempelkan di pintu masuk Gedung Societeit de Harmonie, yang saat ini menjadi Gedung Sekretariat Negara. Tulisan itu melarang setiap warga asli pribumi masuk ke dalamnya. Kedudukan pribumi disamakan dengan anjing.

Gedung Societeit de Harmonie merupakan tempat bersenang-senang orang-orang Eropa  di kawasan Menteng, Batavia. Dalam stuktur sosial kala itu, penduduk asli berada di golongan kelas tiga, di bawah Eropa dan Timur Asing.

Timbul diskusi di dalam forum komentar. Siapa yang dimaksud Timur Asing? Lahir jawaban bahwa golongan warga kelas dua saat itu Cina, Jepang, Arab, Mesir, Yaman, dan sebagainya. Siapa saja yang bukan warga tempatan.Ada juga yang menjelaskan bila yang dimaksud Timur Asing yaitu orang Asia selain Jepang.

Dalam novel Bumi Manusia, Pramoedya menulis bila Gedung Harmonie merupakan Kamar Bola, terjemahan bebas dari Grand Ballroom; tempat para noni dan pria-pria bule berdansa sampai pagi.

Akun arsip_indonesia sejak dibangun hingga saat ini telah mempostingkan 2.565 kali. Baik foto dan video tunggal, maupun yang berupa slide. Akun tersebut diakui oleh para pengikutnya sangat berguna. Penuh nuansa edukasi, serta aktif memberikan pengetahuan baru. Kini, akun tersebut dinyatakan ditinggalkan oleh adminnya. Banyak yang berharap di admin kembali. Tapi ada juga yang mendukung supaya admin fokus pada kegiatannya yang lain.

Artikel SebelumnyaKKN PPM Unimal Bangun Gapura Desa Keubon Baro
Artikel Selanjutnya5 Terdakwa Korupsi Monumen Samudra Pasai Divonis Bebas
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here