Komparatif.ID, Banda Aceh– Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Aceh menegaskan komitmennya untuk memastikan tidak ada lagi gampong sangat tertinggal di Aceh pada 2025.
Kepala DPMG Aceh, T. Aznal Zahri, menyampaikan langkah kolaboratif sedang ditempuh untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perubahan status gampong, salah satunya melalui rapat koordinasi gampong tertinggal 2024 bersama lintas sektor.
Dalam pernyataannya yang dirilis melalui laman resmi DPMG Aceh pada Jumat (6/12/2024), Aznal menegaskan pentingnya menemukan akar masalah dan solusi bersama guna meningkatkan status gampong yang masih tertinggal.
Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) 2024, Aceh mencatatkan 33 gampong dengan status sangat tertinggal dan 593 gampong berstatus tertinggal yang tersebar di berbagai pelosok.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan pembangunan yang merata. “Kita mencari solusinya bersama sehingga ke depan tidak ada lagi gampong di Aceh berstatus gampong sangat tertinggal, bahkan gampong tertinggal,” kata Aznal.
Baca juga: Polda Aceh Luncurkan 23 Kampung Bebas Narkoba di Pidie
Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk menyamakan persepsi lintas sektor dalam pengelolaan, pembinaan, dan pengawasan pembangunan gampong tertinggal.
Penyesuaian terhadap penganggaran Dana Desa serta penyusunan rencana kerja tindak lanjut (RKTL) di setiap gampong juga menjadi fokus pembahasan.
DPMG Aceh menghadirkan seluruh keuchik dari gampong sangat tertinggal, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten, serta DPMG kabupaten untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat.
Kehadiran para pemangku kepentingan ini diharapkan dapat memunculkan komitmen bersama dalam mempercepat pembangunan gampong yang lebih berkualitas.
Aznal berharap hasil dari forum ini mampu menjadi pijakan kuat dalam mendorong percepatan perubahan status gampong. Ia menargetkan agar tahun depan tidak ada lagi gampong dengan status sangat tertinggal di Aceh.