Komparatif.ID, Banda Aceh— Dari semua provinsi di Pulau Sumatra, Aceh berada di urutan kedua terbaik angka pertumbuhan ekonomi dengan catatan 5,17 persen secara YoY, hanya sedikit lebih rendah dari Sumatra Utara yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 5,20 persen.
Meski mencatatkan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua, kontribusi ekonomi Aceh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatra masih menjadi yang terendah ketiga dengan kontribusi 4,91 persen.
Persentase kontribusi Aceh hanya lebih unggul dari Bengkulu (2,08 persen), dan Bangka Belitung (2,18 persen).
Berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh pada Selasa (5/11/2024), Sumatra Utara masih menjadi menjadi provinsi dengan persentase kontribusi tertinggi mencapai 23,54 persen, disusul Riau (22,94 persen), dan Sumatra Selatan (13,82 persen).
Secara keseluruhan, Sumatera mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif pada triwulan III-2024 dengan laju pertumbuhan sebesar 4,48 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Selain itu, perekonomian Aceh pada triwulan III-2024 mencatatkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh atas dasar harga berlaku mencapai Rp61,03 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp38,50 triliun.
Baca juga: Perekonomian Aceh Triwulan III 2024 Tumbuh 5,17 Persen YoY
Secara tahunan, ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,17 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu (y-on-y). Sementara secara kuartalan, tumbuh sebesar 2,06 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter).
BPS Aceh menyebut pertumbuhan ini didorong oleh beberapa sektor yang mencatatkan hasil signifikan, diantaranya lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 8,82 persen.
Sektor ini menjadi pendorong utama dalam perbaikan perekonomian Aceh pada periode tersebut. Selain itu, sektor ekspor barang dan jasa juga menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan mencapai 19,01 persen.
Dalam hal struktur perekonomian, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap menjadi penggerak utama ekonomi Aceh, dengan kontribusi mencapai 29,74 persen terhadap PDRB.
Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor mengikuti dengan kontribusi sebesar 14,94 persen. Di sisi lain, sektor konstruksi berkontribusi sebesar 9,07 persen, menunjukkan peran signifikan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, meskipun terjadi pertumbuhan yang menggembirakan pada berbagai sektor, sektor pengeluaran juga mencatatkan kontraksi pada beberapa komponen.
Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami penurunan sebesar 2,82 persen, sementara pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) mengalami penurunan sebesar 0,31 persen.
Meski demikian, komponen-komponen lain seperti ekspor barang dan jasa, serta pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga tetap menunjukkan kinerja yang positif.