Komparatif.ID, Banda Aceh– Anggota DPD RI Perwakilan Aceh Ir. Abdullah Puteh, mengatakan dirinya siap maju ke pemilihan Gubernur Aceh bila rakyat membutuhkan dirinya sebagai pemimpin.
Pria ramah yang dikenal dekat dengan pers tersebut meskipun punya cita-cita mulia, dalam dunia politik harus dihitung secara cermat. Tak boleh grusa-grusu.
Hal tersebut disampaikan Abdullah Puteh saat menyeruput kopi bersama pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh, di kawasan Lampineung, Banda Aceh, Senin malam (3/4/2023).
Gubernur ke-15 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) periode 2000-2004 itu menyebutkan dunia politik mengalami perkembangan luar biasa. Telah banyak muncul sosok baru. Mereka juga banyak yang maju dalam bursa pemilihan umum.
Tentang dirinya yang diminta maju kembali oleh beberapa pihak, mengatakan semua kemungkinan selalu terbuka. Hanya saja satu hal yang mesti dipahami. Sejauh mana rakyat Aceh menginginkan dirinya kembali ke Aceh sebagai Gubernur Aceh? Dia harus tahu diri dan memasang parameter yang jelas, supaya tidak salah langkah dalam menentukan sikap politik.
“Kalau saya ditanya maju (dalam pemilihan kepala daerah Aceh), saya balik bertanya apa perlu masuk ke situ (lagi)? Apabila rakyat Aceh menghendaki diri saya, maka saya harus siap. Ini perihal cinta terhadap Aceh. Siap tidak siap harus siap bila rakyat menginginkan,” sebut Abdullah Puteh.
Baca juga: Didukung Abdullah Puteh, AMTR Kutuk Pembakar Al-Quran
Mengapa ia berkata demikian? Mengapa keinginan rakyat menjadi utama? Karena dunia politik seperti permainan layang-layang di tengah sawah seusai musim panen.
“Semua kemungkinan dapat terjadi. Tapi politik harus melihat kondisi. Saya tidak bisa maju sebagai calon wakil gubernur. Bila maju maka harus sebagai calon gubernur. Politik seperti menaikkan layangan. Harus memperhatikan kondisi cuaca. Apakah angin mendukung? Kalau angin pun tak ada, tak mungkin menaikkan layangan.
Kalau tak ada angin, belumpun naik sudah jatuh. Kalau angin tak ada, maka tak mungkin menaikkan layangan,” katanya berfilosofi.
Sebagai senator yang mewakili Aceh di DPD RI, mantan politisi Partai Golkar tersebut saat ini fokus menjalankan mandatnya. Meski kewenangan DPD sangat terbatas, tapi ia merasa banyak hal yang dapat dilakukan untuk Aceh.