
Komparatif.ID, Banda Aceh— Dewan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Ar-Raniry Sumatera Utara (IMARSU) mendesak pemerintah dan stakeholder terkait bertindak cepat memperbaiki kerusakan kerusakan infrastruktur dan jalur penghubung antara Aceh dan Sumatera Utara pascabencana.
IMARSU menilai pemerintah perlu bergerak lebih cepat, tepat, dan terkoordinasi agar dampak bagi masyarakat tidak semakin meluas.
Wakil Ketua Umum IMARSU menjelaskan kerusakan fasilitas umum dan jalur utama antarprovinsi telah mengganggu berbagai sektor kehidupan warga. Jalur Aceh–Sumatera Utara selama ini menjadi akses penting untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, sosial, dan distribusi logistik.
Kerusakan itu membuat transportasi terganggu, barang sulit masuk, dan harga bahan pangan mengalami kenaikan tajam di sejumlah daerah.
Baca juga: BPMA dan Pemerintah Aceh Salurkan Logistik Bantuan Lewat Jalur Laut
“Pemerintah harus segera melakukan pemulihan dan tanggap darurat tanpa menunggu situasi memburuk. Perbaikan fasilitas umum dan jalan penghubung antara Aceh dan Sumatera Utara tidak boleh ditunda. Kondisi ini berdampak langsung kepada masyarakat dan mahasiswa, yang kini semakin kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tulis pernyataan resmi IMARSU, Senin (1/12/2025).
Menurut IMARSU, kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Mereka menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah pemulihan dan tanggap darurat sebelum situasi semakin memburuk. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa dampaknya kini dirasakan langsung oleh masyarakat, termasuk mahasiswa yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan harian akibat naiknya biaya hidup.
Keterlambatan penanganan dinilai IMARSU berpotensi memicu persoalan baru di tengah masyarakat. Mahasiswa Sumatera Utara yang sedang menempuh pendidikan di Aceh maupun daerah lain disebut ikut merasakan dampaknya, mulai dari sulitnya mendapatkan BBM hingga harga kebutuhan pokok yang melonjak tajam.
Antrean panjang untuk memperoleh BBM kini menjadi pemandangan sehari-hari di sejumlah wilayah. Bahkan kebutuhan pokok seperti telur dan nasi dilaporkan mengalami kenaikan signifikan dari harga biasanya.











