Komparatif.ID, Bireuen— Rohana binti Suhelman, istri dari almarhum Teungku Bari, Panglima Muda Daerah II Wilayah Batee Iliek, meninggal dunia di Rumah Sakit Bidadari, Binjai, Sumatra Utara, pada Selasa, 25 Fberuari 2025, pukul 17.45 WIB.
Kabar meninggalnya Rohana, disampaikan oleh putra sulung Teungku Bari-Rohana, Andrey Wijaya, di timeline Facebook.
Innalillahi wa Innailaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Ibunda kami, Rohana binti Suhelman (Istri Alm. Tgk Bari).Tutup usia pada tanggal 25 Februari 2025 jam 17:45 Wib di Rumah Sakit Bidadari Binjai. Jenazah akan dikebumikan di tempat kelahiran beliau di Binjai pada esok hari [Rabu, 26 Februari 2025].
Andrey mengeposkan kabar tersebut sembari melampirkan foto dirinya bersama sang bunda.
Baca: Gunong Goh, Puncak Keramat Tempat Para Aulia
Semasa hidupnya, Rohana merupakan seorang istri prajurit Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sangat setia mendampingi suaminya, Teungku Bari/Bang Bari, Kepala Perwakilan Bus AKAP Pelangi di Terminal Bireuen.
Dia tetap tidak pindah haluan, meski suaminya bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka, yang sejak 4 Desember 1976 mengupayakan kemerdekaan Aceh sebagai sebuah negara merdeka.
Karena menjadi istri dari kombatan GAM, Rohana yang dalam perkawinannya itu diberikan empat anak oleh Ilahi, selalu setia berpindah-pindah tempat tinggal, mengikuti suaminya yang bergerilya dari satu tempat ke tempat lain.
Mulai dari Pulo Ara di Kota Juang, mereka pindah ke Cot Baro Kuala, kemudian pindah ke Meunasah Gadong, pindah lagi ke Jaba Peudada, dan Lheu Simpang. Di Lheu Simpang, Jeunib, Rohana dan suaminya bermukim lumayan lama.
Darurat Militer yang diberilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada Mei 2003, membuat ia dan suaminya berpisah raga. Ia tetap setia menunggu kepulangan sang satria yang memperjuangkan kemerdekaan Aceh, hingga akhirnya dia mendapatkan kabar bila pria yang teramat ia cintai, telah meninggal dunia, gugur sebagai kesuma Aceh di medan laga. Panglima Muda Daerah II Wilayah Batee Iliek itu gugur pada 20 November 2004.
Pada sebuah pertempuran melawan personel TNI Bawah Kendali Operasi (BKO) Panglima Muda Daerah II Wilayah Batee Iliek, gugur bersama adiknya yang bernama Andi. Mereka gugur dalam pertempuran yang sangat luar biasa di perbatasan Gampong Blang Bati dan Paloh Seulimeng, di selatan Keude Pucok Alue, Peudada.
Panglima Muda Daerah II tersebut saat itu bergerak dalam jumlah yang sangat terbatas. Meski Aceh telah berstatus Darurat Sipil, tapi operasi militer tetap dijalankan secara ketat. Hingga suatu hari pada 20 November 2004, Panglima Muda Daerah II tersebut kontak senjata dengan prajurit TNI dari Batalyon Infantri 133/Yudha Sakti, yang bermarkas induk di Air Tawar, Padang, Sumatra Barat, di bawah Korem 031/Wirabraja, Kodam Bukit Barisan.
Rohana sangat berduka atas meninggalnya sang suami dan adik ipar. Sebagai perempuan Aceh, ia tegar mendapatkan ujian tersebut. Ia kemudian teguh, menjadi single parent bagi empat putra-putri dari pernikahannya dengan sang pria dambaan jiwa.
Beberapa tahun ke belakang, kesehatannya merosot. Kak Ana –demikian dia disebut namanya oleh anak buah Bang Bari– beberapa kali keluar-masuk rumah sakit. Hingga kemudian dibawa pulang ke Mencirim, Binjai, Sumatra Utara.
