Zulfadli, Bireuen & Sejarah

Ketua DPRA Zulfadhli pansus tambang
Ketua DPRA Zulfadhli, A.Md. Foto: Humas DPRA.

Zulfadli,A.Md, Kamis (19/10/2023) disumpah dan dilantik sebagai Ketua DPRA sisa masa jabatan 2019-2023. Mantan kombatan GAM Wilayah Batee Iliek tersebut, merupakan gerilyawan kedua di tubuh GAM yang diberikan amanat menjadi Ketua Parlemen Aceh.

Abang Samalanga—demikian dia disapa—merupakan salah satu prajurit tempur GAM yang bersekolah tinggi. Ia alumnus Politeknik Unsyiah (Politeknik Negeri Lhokseumawe).

Pelantikannya sebagai Ketua DPRA dianggap oleh beberapa orang sebagai kemenangan Bireuen. Meskipun dalam rentang sejarah Bireuen merupakan salah satu daerah yang punya jasa besar, tapi baru kali ini putra Bireuen dilantik sebagai Ketua DPRA. Sejak Parlemen Aceh dibentuk pada 1949, orang Bireuen belum pernah menjadi ketua di lembaga tersebut.

Baca: Profil Zulfadli,A.Md, Politisi Partai Aceh

Tapi Zulfadli sepertinya melihat dengan cara berbeda. Dia menghargai bahwa dirinya berasal dari Bireuen. Ia teramat bangga dengan fakta itu. Tapi jabatan sebagai Ketua DPRA tidak dilihat dengan kacamata primordial. Aceh adalah satu. Hal terpenting mendapatkan kepercayaan dari partai. Kali ini DPP Partai Aceh mempercayakan sisa masa jabatan kepada dirinya.

Bukan Bireuen atau bukan Bireuen yang menarik. Koleganya di DPRA, Hendra Budian, dalam sebuah diskusi jelang dinihari pernah berujar; Zulfadli sosok politisi yang unik. Bahwa Abang Samalanga merupakan politisi merupakan fakta. Tapi bila dikaji lebih dalam, pria penggemar olahraga jogging dan sepak bola itu, merupakan seorang organisatoris yang sangat menjunjung tinggi aturan hukum.

Dalam setiap menelaah sebuah keputusan, atau setiap kali hendak mengambil sebuah sikap, ia selalu menyandarkan pendapatnya berdasarkan peraturan/hukum yang berlaku. “Dia unik, keras tapi taat peraturan,” kata Hendra Budian.

Hal unik lainnya, selama ini dia juga seorang wakil rakyat dapil III yang benar-benar memperhatikan konstituennya. Dia memperhatikan kepentingan pembangunan Bireuen. Atas konsistensinya, dia dianugerahi SMSI Aceh Award 2023 kategori Politisi Peduli Dapil.

Rasa cintanya kepada Bireuen di atas rata-rata anggota legislatif lainnya asal Bireuen. dia benar-benar mencurahkan perhatian kepada daerah tempat ia lahir, bertumbuh, berjuang, dan kini jadi orang.

Sejak Zulfadli jadi wakil rakyat, kota tradisional Samalanga berbedah. Bila 10 tahun Anda tidak pernah pulang ke Samalanga, bila kali ini pulang, Samalanga telah kian semarak, cantik, dan menawarkan harapan.

Tapi ia tidak terjebak pada isme Samalanga. Anggaran pokok pikiran yang ia upayakan, dibawa untuk membangun berbagai proyek pembangunan di Bireuen; tak peduli ditempatkan di mana, yang penting untuk Bireuen.

Seusai pelantikan, kolega-koleganya menggelar kenduri rakyat di Bale Ikhsan, Pango. Padepokan Ihsanuddin Marzuki yang masih terus setia di bawah bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dijadikan tempat syukuran. Mayoritas tamu dari Bireuen. itu sebagai simbol dukungan publik bahwa mereka bangga putra Bireuen dilantik sebagai Ketua DPRA.

Kini, Zulfadli bukan lagi milik Bireuen semata. Dengan jabatan yang ia emban, politisi Partai Aceh tersebut telah menjadi milik seluruh rakyat Aceh. Ia menjadi tumpuan harapan publik, supaya DPRA menjadi mitra kritis Pemerintah Aceh di tengah laju pembangunan.

Baca: Pon Yahya, Wadanki GAM Pertama yang Jadi Ketua DPRA

Sejarah telah tercipta. Dia eks kombatan kedua yang menjadi Ketua DPRA. Dia orang Bireuen pertama yang duduk di kursi itu. Sekarang dan seterusnya, Zulfadli harus menciptakan sejarah lainnya; menjadi mualim utama DPRA; mengayuh biduk bahtera bersama 80 orang anggota DPRA lainnya, mendampingi secara kritis bahtera Pemerintah Aceh, menuju Aceh yang saban kheun sapue pakat, sang sineusap meu adoe a. Menuju Aceh yang kiban meukeu meunan meulikot, bek toh geuntot lam pingan syedara bangsa.

Aceh butuh DPRA yang kuat, tegas, dan berintegritas. Pemerintah Aceh membutuhkan mitra kritis, solutif, dan tidak neko-neko. Tentu tidak mudah. Tapi apa yang disampaikan oleh Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri,S.T, menarik disimak. Hanya ada dua pilihan sebagai politisi. Kaya tapi terjebak, atau tak punya uang tapi tetap bisa bersuara lantang di tengah gemuruh kepentingan.

Tanpa bermaksud mengajarkan ikan berenang, saya ingin menyampaikan, politik modern membutuhkan logistik besar. Peran DPR tidak lagi semata pelaksana tiga fungsi. Tapi telah ikut menjadi tempat curhat dan tempat meminta yang instan oleh rakyat. Kondisi demikian mengharuskan wakil rakyat tidak lagi sebatas punya logika, tapi juga harus punya logistik.Oleh karenanya Zulfadli perlu mengaktualisasi diri seperti haba maja Aceh, bloe siploh publoe sikureung, lam ruweung mita laba.

Artikel SebelumnyaEks Gubernur Papua Lukas Enembe Divonis 8 Tahun Penjara
Artikel SelanjutnyaTak Diberi Uang, Bocah 7 Tahun Lapor Ibunya ke Polisi
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here