Tu Sop: Aswaja Jaga Keseimbangan Demokrasi Indonesia

Tu Sop: Aswaja Jaga Keseimbangan Demokrasi Indonesia Ketua HUDA Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) bersama Ketua PB NU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pada kebangsaan yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh dengan PB-HUDA, Sabtu (29/6/2024). Foto: instagram: Tu Sop Jeunieb.
Ketua HUDA Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) bersama Ketua PB NU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pada kebangsaan yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh dengan PB-HUDA, Sabtu (29/6/2024). Foto: instagram: Tu Sop Jeunieb.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Teuku Muhammad Yusuf A. Wahab (Tu Sop) menyebut pemahaman ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) bisa menjaga keseimbangan demokrasi yang kini dianut sebagai sistem politik Indonesia.

Hal tersebut ia sampaikan pada pada seminar kebangsaan yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh dengan PB-HUDA pada Sabtu (29/6/2024) di Hotel Grand Syariah, Lueng Bata Banda Aceh.

Tu Sop mengatakan meski sistem demokrasi yang sekarang dipakai saat ini berbeda dengan sistem pada masa kejayaan islam, namun nilai-nilai kepemimpinan tersebut harus tetap dilanjutkan meski dalam kondisi yang berbeda.

Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah itu mengatakan banyak keluhan dari masyarakat mengenai pimpinan mulai dari tingkat gampong seperti Keuchik hingga tingkat nasional.

Tup Sop menilai pemimpin saat ini tidak lagi ditaati, berwibawa, dan berkharisma seperti masa lalu. Mereka tidak berfungsi sebagai pemimpin, melainkan hanya sebagai pekerja administrasi. Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa warisan masa lalu pada masa kejayaan islam telah terdegradasi.

“Kok Kepala Desa kita sekarang tidak seperti masa lalu, ditaati berwibawa dan punya karisma, kok sekarang dia tidak berfungsi sebagai pemimpin, malah hanya sebagai pekerja. Lalu salahnya dimana, sistem demokrasi kita? Memang itu sudah menjadi konsep seluruh dunia,” ungkap Tu Sop.

Baca juga: Tu Sop Kembali Pimpin PB HUDA Periode 2023-2028

Tu Sop menyadari konsep demokrasi kini telah menjadi standar yang diamini di seluruh dunia dan tidak mungkin bisa dilawan. Menurutnya, tantangan sebenarnya yang dihadapi saat ini ialah bagaimana konsep Aswaja tetap menjaga sistem demokrasi Indonesia.

Karena menurut Ketua HUDA itu, Aswaja sebagai warisan dari Rasulullah Muhammad eksis melewati berbagai era, mulai dari tercetus pada masa kenabian, kekhalifahan, amirul mukminin, kesultanan, hingga masa kini.

“Ahlussunnah wal jamaah itu universal, dan dia menjadi solusi di era yang berbeda-beda karena Aswaja yang diwarisi oleh rasulullah yang sudah melewati berbagai era dan masih tetap eksis,” lanjutnya.

Aswaja menurutnya tetap eksis dan berfungsi membangun peradaban dan pranata sosial di berbagai era. Nah karena itu, Tu Sop mengajak ulama NU dan HUDA untuk mencari cara agar konsep ini dapat kembali diterapkan dalam sistem demokrasi modern.
Artikel SebelumnyaFakta Baru Kasus Kematian Wartawan Sempurna Pasaribu
Artikel SelanjutnyaAceh Harus Jadi Serambi Indonesia di Tengah Dinamika Global

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here