Sulaimansyah Diduga Dianiaya Oknum TNI Hingga Tewas, Keluarga Minta Keadilan

Sulaimansyah Dianiaya Oknum TNI Hingga Tewas, Keluarga Minta Keadilan Kaops LBH Banda Aceh Muhammad Qodrat memperlihatkan bekas luka dan lebam di muka Sulaimansyah. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.
Kaops LBH Banda Aceh Muhammad Qodrat memperlihatkan bekas luka dan lebam di muka Sulaimansyah. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Salat Ibrahim (52) melaporkan kasus meninggal anaknya Sulaimansyah (36) warga Gampong Terujak, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur ke Detasemen Polisi Militer Iskandar Muda/1 Subdetasemen IM/1-2 Kota Langsa.

Salat menduga anaknya dianiaya hingga meninggal oleh oknum TNI dari kompi senapan Batalyon Infanteri Raider Khusus 111/Karma Bhakti pada Sabtu (18/5/2024) dini hari.

Didampingi LBH Banda Aceh, Salat tegas menyebut penyebab meninggalnya putranya bukan akibat kecelakaan seperti keterangan yang diberikan pihak keamanan kepada media beberapa waktu lalu.

“Bukan kecelakaan, tapi penganiayaan,” tegasnya pada konferensi pers di halaman kantor LBH Banda Aceh, Jumat (14/6/2024) sore.

Salat menjelaskan kejadian bermula saat Sulaimansyah bersama temannya Zainuddin dicegat oknum TNI di jembatan lengkok Dusun Cane, Desa Rampah, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur.

Usai ditangkap, Salat menyebut anaknya lalu dipisah dari temannya dan dianiaya hingga tewas. Sulaimansyah sempat dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Serbajadi untuk mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong.

Kepala Operasional (Kaops) LBH Banda Aceh Muhammad Qodrat menyebut, keluarga menemukan berbagai luka akibat pukulan benda tumpul dan tajam di sekujur tubuh korban. Ia mengklaim luka-luka tersebut bukan akibat akibat terjatuh dari jembatan.

Tidak hanya itu, Qodrat menjelaskan berdasarkan keterangan Zainuddin yang kini ditahan di Polres Aceh Timur, mereka berdua tidak mengalami kecelakan tapi ditangkap oleh oknum TNI.

LBH Banda Aceh menyebut kasus tewasnya Sulaimansyah sebagai perbuatan extrajudicial killing yang dilakukan aparat keamanan kepada sipil. “Itu tentu saja extrajudicial killing yang dilakukan secara terencana,” ungkapnya.

Lebih lanjut Qodrat menyebut sebelum dicegat, Sulaimansyah dan Zainuddin sempat bertemu dengan salah satu oknum TNI. Pada pertemuan itu, mereka membahas perihal “izin”.

Sulaimansyah Dianiaya Oknum TNI Hingga Tewas, Keluarga Minta KeadilanAyah Sulaimansyah, Salat Ibrahim. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.
Ayah Sulaimansyah, Salat Ibrahim. Foto: Komparatif.ID/Fuad Saputra.

Baca juga: Dugaan Kematian Warga Aceh Utara Setelah Ditangkap Polisi Sedang Diusut

Izin tersebut merupakan akses membawa narkoba melewati wilayah tertentu. Qodrat menduga, akibat “adu backing” atau tidak sepakat soal “harga”-lah yang menyebabkan Sulaimansyah harus meregang nyawa.

“Sebelum kejadian, korban sempat bertemu dengan salah seorang pelaku yang menyebut mereka sudah mendapatkan izin lewat,” terangnya.

Meskipun demikian, Qodrat menegaskan dugaan kejahatan korban tersebut tidak boleh menjadi alasan pembunuhan, bila memang bersalah, pihak keamanan harusnya memproses hal tersebut berdasarkan hukum yang berlaku.

Qodrat menyebut Salat berharap mendapat keadilan atas kematian putranya. Ia mendesak kepolisian dan TNI menyelidiki secara tuntas penyebab kematian Sulaimansyah.

Terkait jalannya penyelidikan kasus, LBH Banda Aceh menjelaskan tiga anggota TNI sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan di Makorem 011/Lilawangsa, Lhokseumawe.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Polres Aceh Timur, kasus tersebut bermula saat Sulaimansyah dan Zainuddin yang mengendarai sepeda motor N-Max melintasi personel TNI Kompi senapan dengan kecepatan tinggi.

Merasa curiga, personel TNI tersebut lalu mengejar Sulaimansyah dan temannya. Mereka lalu terjatuh di tikungan Lengkok, Desa Rampah. Merasa panik, Sulaimansyah disebut melompat ke sungai dari jembatan yang jaraknya tidak jauh dari tempat mereka terjatuh.

Jatuh ke dalam sungai kedalaman 15 meter dan tanpa penerangan, Sulaimansyah ditemukan tidak sadarkan diri. Dibantu warga setempat, ia lalu dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, namanya tidak terselamatkan.

Dari tangan korban, pihak keamanan menemukan tiga ball narkoba jenis ganja seberat 20 kg, satu unit telepon genggam merek OPPO, dua kaca pyrex, pipet, dua korek api, tas selempang, dan dua dompet.

Artikel SebelumnyaCuri 4 Lembu, MS Ditangkap Warga Gampong Barat
Artikel SelanjutnyaBaitul Asyi, Antara Habib Bugak & Habib bin Buja’

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here