Atlet Aceh Rena Putriana Tampil di Asian Pencak Silat Championship Uzbekistan 2024

Atlet Aceh Rena Putriana Tampil di Asian Pencak Silat Championship Uzbekistan 2024 Atlet pencak silat asal Aceh, Rena Putriana. Foto: HO for Komparatif.ID.
Atlet pencak silat asal Aceh, Rena Putriana. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Atlet pencak silat asal Aceh, Rena Putriana, dipastikan akan mewakili Indonesia dalam ajang Asian Pencak Silat Championship 2024 yang akan berlangsung di Bukhara, Uzbekistan.

Kepastian ini didapatkan usai Rena menerima surat pemanggilan resmi dari Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang diterbitkan pada 27 September 2024. Rena akan berpartisipasi dalam kejuaraan internasional ini bersama Tim Nasional Indonesia dari 7 hingga 16 Oktober 2024, untuk kategori Under 45kg Putri.

Sekretaris Umum IPSI Aceh, Maszuwar ZM, menyampaikan bahwa keikutsertaan Rena dalam kejuaraan tingkat Asia ini merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi yang luar biasa.

Ia menegaskan bahwa Rena akan berlaga bersama pesilat terbaik dari Indonesia yang akan bertanding di sepuluh kelas putra dan tujuh kelas putri. Atlet binaan IPSI Aceh dan KONI Aceh tersebut sebelumnya berhasil meraih medali perunggu pada PON 2024.

Rena Putriana, yang saat ini tercatat sebagai mahasiswi Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, bukanlah sosok asing di dunia pencak silat.

Baca jugaPesilat Bireuen Dapat Bantuan Peralatan Tanding

Sebagai atlet yang telah mengukir banyak prestasi, Rena pernah membawa pulang medali emas dari Kejohanan International Brunei Darussalam 2023 serta medali perak di Kejuaraan Internasional Malaysia tahun yang sama.

Maszuwar juga menyoroti bagaimana perjalanan pencak silat Aceh sempat mengalami pasang surut dalam perolehan prestasi. Pada PON 2000 di Jawa Timur, Aceh mampu membawa pulang satu medali emas dan dua perunggu.

Namun, seiring berjalannya waktu, prestasi pencak silat Aceh menurun, seperti pada PON Sumatera Selatan tahun 2004 yang hanya menghasilkan satu emas, dan di PON Kalimantan Timur tahun 2008 yang hanya berbuah satu perunggu.

Kondisi serupa terus berlanjut, termasuk pada PON Riau tahun 2012 dengan raihan dua perunggu, dan pada PON Jawa Barat tahun 2016, di mana Aceh harus menerima kenyataan pulang tanpa medali di cabang pencak silat. Meski begitu, pada PON XX Papua tahun 2021, Aceh mampu bangkit dengan meraih satu medali perak.

Pada PON 2024 yang diselenggarakan di Sumatera Utara, meski belum berhasil merebut medali emas, pencak silat Aceh menunjukkan kebangkitan dengan meraih satu perak dan lima perunggu.

Meskipun target medali emas belum tercapai, Maszuwar menegaskan hasil di PON 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan prestasi pada PON sebelumnya.

Maszuwar menambahkan, pemanggilan Rena untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia menjadi simbol semangat baru bagi kebangkitan pencak silat Aceh. Dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Aceh sangat diharapkan agar prestasi olahraga, khususnya pencak silat, semakin berkembang di Serambi Mekah.

Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan lebih lanjut pencak silat sebagai warisan budaya bangsa, sejalan dengan upaya PB IPSI yang dipimpin oleh H. Prabowo Subianto, Presiden Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa.

Di bawah kepemimpinannya, pencak silat terus didorong untuk menjadi olahraga yang lebih mendunia, dengan tujuan jangka panjang untuk membawa pencak silat ke Olimpiade pada tahun 2036.

Artikel SebelumnyaMiris, Ayah di Tangerang Jual Bayinya Rp15 Juta Untuk Foya-Foya
Artikel SelanjutnyaPUPR Aceh Bangun Jembatan Darurat di Paya Dua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here