Komparatif.ID, Yerussalem—Sejumlah pasukan keamanan Israel, Jumat (15/4/2022) jelang Subuh memaksa masuk ke area Masjid Al-Aqsa. Kehadiran tentara tersebut memicu bentrokan dengan warga Palestina yang sedang salat di dalam masjid. Pihak medis melaporkan sejumlah warga sipil terluka.
Pihak Israel mengatakan pasukan keamanannya terpaksa masuk ke dalam area masjid, untuk mengambil batu yang dikumpulkan oleh warga sipil, yang akan dipergunakan untuk melawan pasukan keamanan negara.
Bentrokan kali ini bertepatan dengan dua hal paling sensisitif, yaitu Paskah Agung yang menjadi hari libur umat Yahudi selama seminggu, serta hari Jumat dalam Ramadan yang merupakan hari khusus di dalam Islam.
Hari Paskah yang dimulai pada Jumat saat matahari terbenam, dan akan mengalami puncak pada Minggu Paskah. Liburan selama satu minggu itu tentu diharapkan akan menghadirkan ribuan orang Yahudi ke Kota Tua Yerussalem, termasuk ke Al-Aqsa.
Dari video yang beredar pada bentrokan itu, warga Palestina melemparkan batu dan kembang api dan polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke lapangan luas di sekitar masjid. Yang lain menunjukkan jamaah membarikade diri di dalam masjid itu sendiri di tengah apa yang tampak seperti awan gas air mata.
Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah merawat 117 orang, banyak dari mereka terluka oleh peluru berlapis karet atau granat kejut, atau dipukul dengan tongkat. Wakaf mengatakan salah satu penjaga di lokasi ditembak di mata dengan peluru karet.
Polisi Israel mengatakan tiga petugas terluka akibat “lemparan batu besar-besaran,” dengan dua dievakuasi dari tempat kejadian untuk perawatan.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan puluhan pria bertopeng membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Jumat pagi dan mengumpulkan batu.
“Polisi dipaksa masuk ke halaman untuk membubarkan kerumunan dan memindahkan batu dan batu, untuk mencegah kekerasan lebih lanjut,” terang Kemenlu Israel.
Polisi mengatakan mereka menunggu sampai salat selesai dan massa mulai bubar. Dalam sebuah pernyataan, dikatakan massa mulai melemparkan batu ke arah Tembok Barat, sebuah situs suci Yahudi di dekatnya, memaksa mereka untuk bertindak. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak memasuki masjid itu sendiri.
Kehadiran polisi ke Masjid Al-Aqsa, ditafsirkan oleh warga Palestina sebagai aksi provokasi di situs bersejarah dan suci untuk tiga agama itu.
Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul serangkaian serangan oleh warga Palestina yang menewaskan 14 orang di dalam wilayah Israel. Israel telah melakukan gelombang penangkapan dan operasi militer di Tepi Barat yang diduduki, memicu bentrokan dengan warga Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang anak berusia 17 tahun meninggal pada Jumat pagi karena luka yang diderita selama bentrokan dengan pasukan Israel di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki, sehari sebelumnya.
Associated Press menghitung Sedikitnya 25 warga Palestina telah tewas dalam gelombang kekerasan baru-baru ini.
Israel telah mencabut pembatasan dan mengambil langkah lain untuk mencoba dan menenangkan ketegangan menjelang Ramadan, tetapi serangan dan serangan militer telah membawa siklus kerusuhan lainnya.
Hamas mengutuk apa yang dikatakannya sebagai “serangan brutal” terhadap jamaah di al-Aqsa oleh pasukan Israel, dengan mengatakan Israel akan menanggung “semua konsekuensinya”. Tindakan itu melahirkan seruan semua orang Palestina untuk “berdiri di samping orang-orang kami di Yerusalem”.
Awal pekan ini, Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza telah meminta warga Palestina untuk berkemah di masjid al-Aqsa selama akhir pekan. Orang-orang Palestina telah lama khawatir bahwa Israel berencana untuk mengambil alih situs atau membaginya.
Pihak berwenang Israel mengatakan mereka berkomitmen untuk mempertahankan status quo.
Disadur dari theguradian.com.