Komparatif.ID, Lhokseumawe—Menyambut 25 tahun Tragedi Simpang KKA, Forum Komunikasi Korban dan Keluarga Korban Simpang KKA (FK3T-SP.KKA) akan menggelar aksi damai di Tugu Tragedi Simpang KKA, Jumat (3/5/2024).
Koordinator FK3T-SP.KKA Murtala, Kamis (2/5/2024) menyebutkan sampai saat ini korban dan keluarga korban Tragedi Simpang KAA masih terus memperjuangkan keadilan yang tak kunjung datang.
Peristiwa pada Senin, 3 Mei 1999 yang menewaskan 46 orang, korban luka-luka 156 orang, dan hilang 10 orang, sampai saat ini masih dibalut ketidakpastian.
“Peristiwa itu sudah terjadi 25 tahun lalu. Sampai saat ini belum menemukan keadilan. Pelaku belum dihukum, korban dan keluarga korban, belum mendapatkan rasa keadilan,” kata Murtala.
Baca: Korban Simpang KKA Tolak Cara Jokowi Selesaikan Tragedi Kemanusiaan
Untuk mengenang peristiwa berdarah yang ikut diliput oleh dua wartawan RCTI Umar HN dan Ali Raban, organisasi komunikasi korban dan keluarga korban Tragedi Simpang KKA, menggelar sejumlah acara sebagai bentuk memperingati tragedi berdarah tersebut.
Murtala menyebutkan Presiden Jokowi telah menerbitkan Keppres No.17/2022, dan membentuk Tim-PPHAM untuk Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Berat HAM Masa lalu.
Akan tetapi, setelah kick off di Reumoh Geudong Pidie, 27 Juni 2023, pemulihan untuk kasus Tragedi Simpang KKA hanya diterima 10 orang korban dan keluarga korban saja.
Sedangkan korban dan keluarga korban yang dilakukan pendataan setelahnya, sampai dengan peringatan 25 tahun tragedi tersebut, belum menerima pemulihan apa pun.
Peringatan 25 tahun peristiwa berdarah tersebut, pihak penyelenggara bermaksud menagih janji Presiden Jokowi yang menyampaikan komitmen akan menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM berat di Aceh.
“Di sisi lain, event ini juga bermakna protes kepada Pemerintah yang belum menempatkan agenda penyelesaian HAM sebagai prioritas dalam pembangunan Aceh secara adil dan bermartabat. Bagi korban dan keluarga korban, event ini juga bermakna conseling untuk mengurangi penderitaan mereka secara kolektif,” katanya.
Murtala mengatakan, setelah melakukan aksi di Tugu Tragedi Simpang KKA, pihaknya juga akan bertandang ke Bireuen, mengunjungi salah satu korban tragedi tersebut yang sampai saat ini masih menderita gangguan jiwa.
“Korban bermukim di Bireuen. Sejak tragedi itu sampai sekarang masih mengalami gangguan psikologis,” terang Murtala.