Komparatif.ID, LA– Kebakaran hebat yang melanda kawasan Los Angeles masih sulit dipadamkan dan belum ada tanda-tanda kunjung mereda. Hingga Senin (13/1/2025) waktu setempat, jumlah korban jiwa akibat amukan api terus bertambah.
Deputi Kantor Koroner Los Angeles mencatat setidaknya 24 orang tewas, sementara sekitar 9.000 bangunan hancur atau terdampak parah. Kebakaran yang bermula sejak Selasa pekan lalu itu dengan cepat meluas.
Penyebab pasti kebakaran ini belum diketahui, tetapi sejumlah pakar menyampaikan beberapa faktor utama yang diduga berkontribusi. Salah satunya adalah pengaruh Angin Santa Ana, fenomena angin gurun kering yang kerap menjadi ancaman di wilayah California.
Angin ini tercipta ketika tekanan tinggi di Great Basin mendorong udara ke barat daya menuju California. Dalam prosesnya, udara semakin kering dan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 160 km/jam.
Baca juga: Kebakaran di Los Angeles Tewaskan 16 Jiwa
Kombinasi hembusan angin yang kuat dan kelembapan rendah membuat vegetasi di sekitar lokasi kebakaran menjadi sangat kering, menjadikannya bahan bakar alami bagi api untuk terus berkobar. Bahkan percikan kecil saja mampu menciptakan kobaran api yang meluas dengan cepat.
Selain itu, krisis iklim juga disebut-sebut berperan dalam memperparah kebakaran ini. Suhu global yang terus meningkat akibat pembakaran bahan bakar fosil telah memperpanjang musim kebakaran di Los Angeles.
Vegetasi yang semakin kering dan tanah yang kehilangan kelembapan membuat wilayah ini lebih rentan terhadap kebakaran besar.
Direktur Pusat Penelitian Kebakaran Liar di Universitas Swansea, Stefan Doerr, menjelaskan perubahan iklim mempercepat frekuensi dan intensitas kebakaran seperti ini.
Di tengah upaya keras untuk mengendalikan api, tim pemadam kebakaran menghadapi berbagai kendala besar. Kekurangan pasokan air menjadi masalah utama, terutama setelah waduk besar di Palisades yang menampung 117 juta galon air ditutup pada awal tahun.
Banyak hidran di wilayah tersebut juga dilaporkan mengering, memperburuk situasi. Salah satu petugas pemadam kebakaran bahkan mengungkapkan kehilangan tekanan air saat hendak mengisi ulang kendaraan pemadam. Dengan helikopter yang tidak dapat digunakan karena angin kencang, upaya memadamkan api semakin sulit dan terhambat.
Para ahli mengingatkan bahwa meskipun pasokan air memadai, kondisi Los Angeles saat ini tetap sulit diatasi tanpa langkah pencegahan yang lebih baik.
Kombinasi angin kencang, cuaca kering, dan infrastruktur yang tidak siap membuat kebakaran besar seperti ini menjadi ancaman yang terus berulang di wilayah Los Angeles.
Jurnalis Komparatif.ID.