Ini Penyebab Indonesia dan Saudi Beda Tanggal Iduladha 1443 H

Mengapa 1 Iduladha 1443 H dilakukan pada tanggal berbeda antara Saudi dan Indonesia? Karena ada perbedaan waktu terbitnya hilal. Foto: ilustrasi dikutip dari BMKG.
Mengapa 1 Iduladha 1443 H dilakukan pada tanggal berbeda antara Saudi dan Indonesia? Karena ada perbedaan waktu terbitnya hilal. Foto: ilustrasi dikutip dari BMKG.

Oleh: Alfirdaus Putra*

Dalam beberapa hari ini banyak yang bertanya perbedaan “adha” di Saudi dan Indonesia. Saudi : 10 Zulhijah = 9 Juli 2022, Indonesia : 10 Zulhijah = 10 Juli 2022.

Ada beberapa jawaban yang kami berikan, pertama, penentuan 9 atau 10 Zulhijah oleh Kemenag dilakukan dengan rukyatul hilal awal Zulhijjah pada tanggal 29 Zulqaidah yang lalu, dan hasilnya ternyata dengan ketinggian hilal antara 1 sampai dengan 3 derajat tidak ada satupun perukyat baik dari Kemenag, BMKG, ataupun perukyat lainnya di seluruh Indonesia, termasuk Aceh yang melaporkan keterlihatan hilal sehingga bulan Zulqaidah disempurnakan 30 hari.

Sedangkan di Saudi ternyata ketika dirukyat pada waktu Magrib di sana, hilal dapat terlihat dan Saudi tidak perlu lagi menyempurnakan Zulqaidah 30 hari melainkan langsung menjadi 1 Zulhijah keesokan harinya.

Kedua, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa di Saudi terlihat hilal padahal Saudi 4 jam lebih lambat dari Indonesia/Aceh, atau dengan bahasa lain, Aceh kan lebih dahulu merasakan siang daripada Saudi? menjadi catatan penting bahwa pergantian hari dalam Islam adalah waktu Magrib, bukan terbit matahari.

Pergantian bulan hijriah adalah dengan hilsl bukan dengan posisi matahari, maka secara penanggalan Hijriah bisa saja Indonesia tidak sama dengan Saudi pada kasus kali ini, karena ketika pergantian hari terjadi bakda maghrib, tidak ada laporan hilal terlihat di Indonesia/Aceh, ketinggian hilal 1 sampai 3 derajat dengan elongasi maksimal 4 derajat di seluruh Indonesia, menyebabkan hilal belum terlihat dan belum imkan rukyat.

Di Saudi hilal sudah pada posisi sekitar 5 derajat dengan elongasi di atas 6 derajat dan sudah memungkinkan untuk di rukyat.

Ketiga, berkaitan dengan puasa sunnah Arafah. Bagi yang tidak berhaji disunnahkan puasa Arafah pada tanggal Zulhijah dan pada 9 Zulhijah jamaah haji sedang berwukuf di Arafah mulai tergelincir matahari dari awal sampai terbit fajar keesokan harinya.

Namun pada pelaksanaan rata-rata hanya sampai bakda Magrib kemudian jamaah berangkat ke Muzdalifah. Nah, secara sains, betapa universalnya penyebutan “yaumul arafah” pada hadis, yang bisa berlaku untuk seluruh penduduk bumi di setiap kawasan karena yaumil arafah adalah di tanggal 9 bulan 12 Hijriah, dan tentunya di tanggal 9 setiap wilayah masing masing.

Jika puasa berpatokan pada wukuf saja, maka tidaklah semua wilayah di muka bumi ini yang ketika mereka berpuasa masih terjadi wukuf di Arafah, misalnya ketika wukuf di Saudi, di sebagian wilayah benua Amerika hingga ke Selandia Baru masih menuju tengah malam. Maka kalaulah puasa Arafah semata karena alasan wukuf, hanya wilayah yang merasakan siang yang sama dengan Makkah (Saudi) saja yg bisa tepat waktu/tanggal puasa berbarengan wukuf.

Tapi karena hadisnya Puasa Yaumul Arafah, yaitu tanggal 9 Zulhijah, maka di belahan dunia manapun umat Islam berada bisa berpuasa, baik di Eropa, Amerika, Afrika dan lainnya yaitu pada tanggal 9 Zulhijah yg ditetapkan oleh pemerintah negaranya (wilayatul-hukmi) sesuai mathla-nya.

Keempat, ternyata wilayah yang berdekatan dengan Indonesia/Aceh semua melaksanakan Iduladha 1443 H pada tanggal 10 Juli. Malaysia, Brunei Darussalam merupakan dua contoh.
Banyak wilayah yang di sebelah barat Saudi ber-adha pada tanggal 9 Juli, seperti Mesir, Sudan, Maroko, dll.

Kelima, Kalau ada yang berijtihad Iduladha harus sama dengan Saudi, baik alasan wukuf di Arafah atau karena hilal di tanggal 29 Zulqaidah sudah “wujud” di atas ufuk dengan ketinggian sekitar 1 sampai 3 derajat, maka ini adalah ranah khilafiyah yang tidak perlu diperdebatkan, melainkan mari tingkatkan toleransi untuk saling menghargai, dan insyaallah kita semua akan beriduladha sama di tanggal 10 Zulhijah 1443 H walau harinya berbeda.

Selamat Iduladha 1443 H.

*)Penulis merupakan Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh. Dikutip dari postingannya di Facebook.

Artikel SebelumnyaTips Mengempukan Daging Dengan Bahan di Sekitar Kita
Artikel SelanjutnyaElon Musk Tarik Tawaran Bernilai 600 Triliun Untuk Twitter
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here