Ekonomi Aceh di Garis Merah

Ekonomi Aceh
Dr. Rustam Effendi. Foto: Dok. Pribadi.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Ekonomi Aceh di ambang krisis. Dari data statistik terbaru, Aceh kekurangan modal kerja yang sangat serius akibat tidak bertumbuhnya investasi dan semakin berkurangnya kemampuan perbankan menyediakan dukungan permodalan.

Berdasarkan angka, ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Aceh sebesar 4,64. Supaya ekonomi Aceh tumbuh 5% (non migas) membutuhkan investasi fisik Rp8,13 triliun-8,37 triliun. Demikian juga supaya ekonomi Aceh tumbuh 6% (dengan migas), butuh investasi fisik Rp9,76 triliun-Rp10,04 triliun.

Pengamat Ekonomi Dr. H. Rustam Effendi, Sabtu (10/6/2023) mengatakan saat ini ratio investasi terhadap PDRB Aceh rata-rata 23,0% sehingga yang dapat dipenuhi hanya Rp1,87 triliun-Rp2,31 triliun.

Dengan demikian target pertumbuhan ekonomi 5 % (non migas) Aceh kekurangan 6,26 triliun-2,31 triliun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dengan migas mengalami kekurangan Rp6,44 triliun-7,73 triliun.

Pertumbuhan lapangan kerja di Aceh dari 2021-2023 semakin sempit. Sehingga tenaga kerja yang harus bekerja sendiri meningkat rata-rata 4 persen per tahun.  Pada tahun 2023 penduduk yang bekerja di sektor informal sebanyak 1.604.000 orang, dan yang bekerja di sektor formal sebanyak 845.000 orang. 

Pada triwulan IV 2022 pertumbuhan modal kerja dari perbankan -7,63 triliun. Sedangkan pertumbuhan total kredit perbankan triwulan IV hanya 9,71%. 

“Bagaimana dengan kontribusi PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi di Sumatra pada triwulan I 2023? Nilai PDRB Aceh hanya 4,99 triliun, dengan laju pertumbuhan 4,63%. Menempatkan Aceh pada peringkat 8 di Sumatra. PDRB Sumatra 4,79% dan Nasional 5,03%,” sebut Rustam Effendi.

Lebih lanjut Rustam mengatakan, saat ini dukungan perbankan terhadap pembiayaan tumbuh minus, khususnya sejak triwulan 1 2021 hingga triwulan IV 2022, yang berimbas pada kegiatan dunia usaha. 

Baca: Kobena Malaysia dan ABF Komit Bangun Kerja Sama

Dengan kontribusi ekonomi  Aceh yang relatif kecil dan laju pertumbuhan ekonomi yang rendah berakibat minimnya lapangan kerja yang mampu disediakan bagi tenaga kerja di daerah Aceh

“Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia dapat dilihat dari semakin meningkatnya pekerja sektor informal dan semakin berkurangnya pekerja sektor formal. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh juga masih tinggi yaitu 5,75% dan berada di atas TPT Nasional,” sebutnya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here