Komparatif.ID, Jakarta— Bareskrim tahan Gibran Huzaifah, eks CEO eFishery terkait kasus dugaan penggelapan dana proses akuisisi perusahaan teknologi perikanan tersebut 2024 lalu.
Melansir cnnindonesia, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim tahan Gibran sejak Kamis (31/7/2025).
“Iya, betul. Terhadap Gibran telah dilakukan penahanan sejak hari Kamis tanggal 31 Juli 2025,” terang Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Helfi menjelaskan Gibran saat ini berada dalam tahanan bersama dua mantan pejabat tinggi eFishery lainnya, yakni Angga Hadrian Raditya yang sebelumnya menjabat Wakil Presiden dan Andri Yadi yang menjabat Wakil Presiden Pembiayaan Budidaya.
Meski demikian, Helfi belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai peran spesifik masing-masing tersangka dalam kasus tersebut. Ia hanya memastikan proses hukum akan berjalan sesuai dengan ketentuan dan pihaknya masih mendalami sejumlah dokumen serta keterangan saksi lain untuk memperkuat konstruksi perkara.
eFishery, perusahaan rintisan asal Indonesia yang bergerak di bidang teknologi akuakultur, diketahui menerima pendanaan besar dari sejumlah investor global, termasuk SoftBank Group dari Jepang dan Temasek dari Singapura.
Baca juga: Usut Dugaan Korupsi SPPD, Jaksa Geledah Kantor Inspektorat Aceh Besar
Dalam proses audit internal yang dilakukan oleh pihak perusahaan, ditemukan adanya dugaan pemalsuan laporan keuangan. Dugaan manipulasi data keuangan itu mulai terkuak usai dilakukan audit dan investigasi internal oleh pihak pemegang saham, menyusul sejumlah kejanggalan dalam laporan kinerja perusahaan.
Investigasi tersebut menyimpulkan 75 persen catatan akuntansi eFishery diduga tidak valid. Perusahaan yang sebelumnya dilaporkan meraih laba sebesar 16 juta dolar AS pada periode awal 2024, ternyata justru mengalami kerugian sebesar 35,4 juta dolar AS.
Selain itu, klaim pendapatan sebesar 752 juta dolar AS pada periode yang sama juga tidak sesuai dengan kenyataan. Investigasi menyebut pendapatan sebenarnya hanya mencapai sekitar 157 juta dolar AS.
Hasil temuan investigasi tersebut dilaporkan oleh sejumlah media internasional, termasuk The Straits Times. Dalam laporan itu disebutkan tidak hanya laporan keuangan 2024 yang dipermasalahkan, namun angka pendapatan dan laba pada tahun-tahun sebelumnya juga turut digembungkan oleh pihak manajemen.
Ini pelajaran buat yang punya mimpi bikin startup. startup secara umum, emang banyak tipu-tipu. yang nggak tipu-tipu sangat-sangat minoritas. nggak tahan tekanan dan punya moral kompas, mending jadi pegawai (swasta/pns), atau wirasausaha atau jadi petani/nelayan.