Komparatif.ID, Jakarta— Jumlah BUMN di Indonesia mencapai 1.046 unit, terdiri dari BUMN Induk, anak usaha, cucu, hingga cicit. Dengan Jumlah BUMN di Indonesia sebanyak itu, tak berarti Indonesia makmur. Faktanya, dari 97 persen dividen yang disetor, hanya berasal dari delapan perusahaan.
COO Danantara Dony Iskaria dalam talkshow spesial bersama Chairul Tandjung, Jumat (15/8/2025) menerangkan, Presiden Prabowo Subianto mengharapkan Danantara mampu berkontribusi hingga Rp808 triliun pada tahun 2027. Kontribusi tersebut untuk mendukung APBN 2027 yang dikehendaki tanpa defisit.
Tapi, harapan Presiden Prabowo tidaklah mudah dijawab oleh Danantara. Saat ini BUMN di Indonesia sangat banyak. Mencapai ribuan. Tapi tidak menjadi lumbung pendapatan bagi negara. Meskipun jumlah BUMN di Indonesia mencapai ribuan, tapi kontribusinya sangat kecil. Dari total 98 persen dividen, berasal dari delapan badan usaha.
Dalam catatan pemerintah, 53 persen dari jumlah BUMN di Indonesia, mengalami kerugian. Kerugian yang dialami para BUMN tersebut mencapai Rp50 triliun tiap tahun. Di dalamnya mencakup direct loss dan indirect loss.
Untuk memperbaiki keadaan, Danantara melakukan business review untuk seluruh badan usaha milik negara. Business review dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh mana saja BUMN yang untung, mana yang rugi, mana yang tidak memiliki daya saing, dan lain-lain.
BUMN kecil yang tidak memiliki daya saing, akan dilebur menjadi satu badan. Misal saat ini Indonesia memiliki 18 perusahaan logistic, 15 perusahaan asuransi, dan lain-lain. Setelah dilakukan business review, dan ternyata memang tidak menguntungkan, maka akan dilebur. Peleburan dilakukan demi mewujudkan efisiensi dan meningkatkan daya saing.
Baca juga: Apa itu Danantara? Superholding yang Bakal Kelola Rp14.715 T Aset
Ia mencontohkan, setelah dilakukan business review, perusahan logistic milik pemerintah tersisa satu perusahaan, yang memiliki skala besar, nilai kompetitif tinggi. Pola bisnisnya didesain ulang, demikian juga dilakukan redesign stream, sehingga masuk dalam benchmark dalam pengelolaan perusahaan yang lebih proper.
Bila tidak ada aral melintang, dari ribuan BUMN, Danantara akan menciutkannya menjadi 228 perusahaan. Setiap perusahaan memiliki daya saing masing-masing, sehingga ke depan bisa memberikan keuntungan untuk pemerintah.
Jumlah BUMN yang sangat banyak, menimbulkan pengeluaran yang super jumbo. Hitung saja dari sisi komisaris. Sesuai aturan terbaru, jumlah komisaris tiap BUMN tidak lebih dari lima orang. Meskipun masih ada yang menempatkan lebih dari lima orang.
Anggap saja 5 orang per BUMN. Kalikan 1.046 BUMN. Berapa orang komisaris? Jumlahnya mencapai 5.230 orang. Jumlah gaji komisaris BUMN juga sangat besar. Meskipun bervariasi, tapi jumlah gaji komisaris BUMN masih sangat fantastis.
Gaji komisaris Bank Mandiri totalnya per tahun Rp30,3 miliar. Gaji komisaris PT Telkom Rp19,8 miliar per orang per tahun. Komisaris Pertamina menerima Rp103 miliar per orang per tahun. Jumlahnya mencapai delapan orang komisaris.
Dengan 10 komisaris, Bank Rakyat Indonesia menggaji setiap komisaris Rp24 miliar per tahun. BNI dengan 11 anggota komisaris, membayar Rp11 miliar per tahun per komisaris.
Garuda Indonesia mempekerjakan empat komisaris. Tiap komisaris menerima bayaran Rp127 miliar per tahun. Pupuk Indonesia membayar Rp 93 miliar untuk 11 komisaris per tahun. Tiap komisaris menerima pendapatan Rp8,5 miliar per tahun.