Tak Hanya yang Bergaji Kecil, Orang Kaya Juga Kurangi Menabung

Tak Hanya yang Bergaji Kecil, Orang Kaya Juga Mulai Kurangi Tabungan
Ilustrasi. Foto: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jakarta— Kemampuan menabung masyarakat Indonesia menurun pada Mei 2025. Data dari survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan masyarakat dari semua kelompok pendapatan menabung lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya.

Bahkan, sebagian masyarakat sama sekali tidak bisa menabung karena pengeluaran rumah tangga yang terus meningkat.

LPS mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) turun menjadi 79,0 pada Mei 2025. Angka ini turun 4,4 poin dibanding April 2025. Penurunan ini terjadi di semua lapisan pendapatan, dari yang berpenghasilan rendah hingga tinggi.

Rumah tangga dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta per bulan mengalami penurunan paling besar, yaitu sebesar 12,5 poin. Sementara itu, kelompok yang berpendapatan antara Rp3 juta hingga Rp7 juta per bulan juga mengalami penurunan sebesar 7,2 poin.

Penurunan juga terjadi pada rumah tangga dengan penghasilan di atas Rp1,5 juta sampai Rp3 juta, yaitu sebesar 3 poin. Bahkan rumah tangga dengan pendapatan di atas Rp7 juta pun mengalami penurunan IMK, meskipun hanya 1,1 poin.

LPS menyebut penyebab utama dari melemahnya kemampuan menabung ini adalah meningkatnya pengeluaran rumah tangga. Bulan Mei bertepatan dengan masa persiapan tahun ajaran baru, sehingga banyak keluarga harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk biaya pendidikan anak.

Baca juga: Soal Ekonomi Aceh Bertumbuh, Bank Indonesia Asal Bunyi

Dari membeli perlengkapan sekolah hingga membayar uang masuk, semua itu menjadi beban tambahan yang membuat masyarakat kesulitan menyisihkan uang untuk ditabung.

Selain itu, banyak juga masyarakat yang harus menggunakan tabungannya untuk membayar cicilan utang, sehingga sisa uangnya makin terbatas.

Survei LPS juga menunjukkan semakin banyak masyarakat yang tidak menabung sama sekali. Pada Mei 2025, sebanyak 30,3 persen responden mengaku tidak pernah menabung.

Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 29,3 persen. Jumlah orang yang menabung lebih sedikit dari rencana juga meningkat cukup tajam. Pada April, sebanyak 49,1 persen responden mengaku jumlah tabungan mereka lebih kecil dari rencana, namun pada Mei angka ini melonjak menjadi 56,7 persen.

Tidak hanya soal menabung, kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi juga mengalami penurunan. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) turun menjadi 99,7 pada Mei 2025, lebih rendah 3,4 poin dibanding April.

Penurunan ini terjadi karena masyarakat merasa kondisi ekonomi saat ini kurang baik, terutama karena harga sembako naik dan lapangan kerja sulit dicari. Selain itu, faktor cuaca ekstrem juga ikut mempengaruhi. Banjir, gagal panen, dan turunnya harga jual hasil panen membuat beberapa wilayah terdampak cukup parah, sehingga warga di daerah tersebut merasa makin pesimis terhadap kondisi ekonomi ke depan.

“Selain karena faktor kenaikan harga sembako dan sulitnya lapangan kerja, penurunan IKK juga dipengaruhi faktor lain yang meningkat dari bulan sebelumnya, di antaranya adanya banjir, kegagalan panen, dan harga jual panen yang menurun,” terang Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Seto menilai turunnya Indeks Menabung Konsumen (IMK) di seluruh kelompok pendapatan menunjukkan kondisi keuangan masyarakat sedang tertekan. Ini bukan hanya soal keinginan untuk menabung, tetapi juga mencerminkan kemampuan riil masyarakat untuk menyisihkan uang di tengah meningkatnya biaya hidup.

Bila tren ini terus berlanjut, maka masyarakat akan semakin rentan terhadap krisis ekonomi pribadi, seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi darurat kesehatan.

Artikel SebelumnyaDedi Wahyudi, Anak Penjahit yang Jadi Doktor di Usia Muda
Artikel SelanjutnyaOmbudsman: Respons Layanan Publik Jangan Hanya Tunggu Viral di Medsos

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here