Misteri Raja Itam di Blang Santewan

Misteri Raja Itam di Blang Santewan Perihal Raja Itam ini diceritakan oleh Adi Warsidi, wartawan senior di Aceh. Ini tentang kisah silam yang dialami ayahnya, Dahlan, pada era 70-an di Gampong Pante Baro Gle Siblah, Peusangan.
Raja Itam. Ilustrasi: Komparatif.ID.

Perihal Raja Itam ini diceritakan oleh Adi Warsidi, wartawan senior di Aceh. Ini tentang kisah silam yang dialami ayahnya, Dahlan, pada era 70-an di Gampong Pante Baro Gle Siblah, Peusangan.

Blang Santewan merupakan hamparan luas yang dimulai dari Pante Baro Gle Siblah,  membentang hingga ke Kubu Raya. Di dekat Blang Santewan terdapat sebuah payau yang airnya tidak pernah kering. 

Di payau itu terdapat berbagai jenis ikan, burung, dan tumbuhan liar yang menyatu membentuk ekosistem eksotis di kampung pedalaman itu. 

Saat itu Dahlan masih berusia sekitar 30 tahun. Sudah menikah dan telah memiliki dua orang anak laki-laki yang manis, baik hati, dan gemar ngebolang. 

Dulu, setiap musim panen padi tiba, masyarakat merontokkan padi dengan cara ceumeulhö, sebuah teknik merontokkan bulir padi dari tangkainya dengan cara diinjak-injak hingga seluruh bulir padi luruh. 

Pekerjaan ceumeulhö dilakukan di tengah sawah baik pada siang. Biasanya dilakukan di bawah dangau yang dibangun di antara petak sawah. Di masa itu, belum ada mesin perontok padi. Pekerjaan ceumeulhö dilakukan hingga malam hari. Biasanya sampai pukul 22.00 WIB. 

Padi-padi yang belum habis dirontokkan, ditinggalkan di sawah. Tapi, tidak ditinggalkan begitu saja. Padi-padi itu dijaga oleh pemilik masing-masing. 

Malam itu, padi milik Dahlan tidak habis dirontokkan. Seperti biasa, dia harus tidur di sawah. Setelah menutup tumpukan padi menggunakan terpal plastik warna hitam, Dahlan merebahkan punggung di atas tikar lusuh yang digelar di bawah dangau. 

Meskipun teramat lelah, pria berkulit kuning langsat itu tak segera dapat memejamkan mata. Sembari meremas betis yang terasa tegang, ia menatap langit berbintang. Pikirannya merantau entah kemana-mena. 

Saat sedang asyik berpetualang di dalam alam khayalan, tiba-tiba di depan Dahlan sekonyong-konyong muncul sosok hitam legam. 

Dahlan terkejut melihat tamu tak diundang itu. Dia bangun menatap sosok misterius yang semakin mendekat. Tiba-tiba sosok itu semakin membesar. Dahlan ketakutan. 

Baca jugaMisteri Kematian Nek Jah

Hai Dahlan. Kajeut jak woe, hana suwah jaga padé nyoe (hai Dahlan, kamu pulang saja. Tak perlu kau jaga padi ini),” kata makhluk tinggi besar di depannya. Suara makhluk itu agak parau dan menggelegar. 

“Raja Itam!” Seru Dahlan. 

Makhluk yang disebut Dahlan sebagai Raja Itam itu tidak menjawab. Berhadapan dengan Raja Itam yang legendaris, nyali Dahlan semakin ciut. Seumur-umur baru kali ini dia melihat langsung hantu penunggu Blang Santewan. 

Dahlan tak hendak berdialog. Lututnya gemetar. Iblis tinggi besar itu dikenal tidak ramah. Bila timbul keusilan jin tersebut, urusannya bisa panjang. 

Makhluk tinggi besar itu tetap di tempatnya. Dahlan berkesimpulan bila pernyataan tadi dari Raja Itam merupakan perintah. 

Dahlan segera bangun, menarik nafas tiga kali, dan kemudian langsung lari tunggang-langgang menuju rumah. Tiba di rumah dia tidak sempat menguluk salam. Dengan nafas terengah-engah, pria yang juga guru olahraga itu menggedor pintu rumah dengan pukulan sangat kencang. 

Istrinya tidak segera membuka pintu. Dia mengintip dari lubang dinding. Karena malam sosok di depan pintu tidak terlihat jelas. 

Tabuka laju hai. Na Raja Itam di blang!” 

Setelah memastikan bahwa itu suaminya, perempuan itu langsung membuka pintu. Dahlan segera masuk dengan raut wajah sangat ketakutan. 

Besoknya, Dahlan dan istri kembali ke sawah. Tak ada padinya yang hilang. Semuanya seperti saat dia meninggalkan sawah dengan tergopoh-gopoh. 

“Ternyata Raja Itam menjaga padi kita,” kata Dahlan kepada istrinya. Mereka tersenyum. 

Dahlan tidak tahu sejak kapan Raja Itam bersemayam di Blang Santewan. Sebelum malam itu, dia sudah mendengar tentang sosok jin hitam besar di kawasan itu. 

Barulah malam itu jin legendaris itu menampakkan wujudnya. 

Apakah sekarang Raja Itam masih bersemayam di sana? Ada yang mengatakan masih. Ada pula yang menyebutkan bila jin tersebut telah pindah ke tempat lain.
Artikel SebelumnyaBerburu Sie Itek Kuntilanak
Artikel SelanjutnyaBiaya Haji 2025 Embarkasi Aceh Paling Murah se-Indonesia
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here