John Rockefeller, putra seorang penjual obat herbal keliling yang hobi menyamar sebagai orang tuli dan bisu. Pada usia 53 tahun, setelah 28 tahun bermandikan uang yang berlimpah, laki laki flamboyan pemilik kilang minyak terbesar di Amerika Serikat yang sangat berpengaruh di kalangan bohir-bohir perminyakan dunia kala itu mengalami masalah dengan kesehatannya.
Tuan John Davison Rockefeller didiagnosa mengalami gangguan saraf parsial (kejang otak) yang diakibatkan oleh maniak bekerja mengumpulkan kekayaan. Sejak saat itu, timbuhan kekayaannya yang miliaran dolar tidak bisa lagi membuat hatinya tenang. Tuan John bersedih dan hatinya mulai dihinggapi rasa kekhawatiran yang amat sangat.
Kegagahan orang terkaya di dunia itu, seorang penyuling minyak terbesar di dunia kala itu, lenyap karena tekanan batin oleh deraan penyakit yang ia derita. Folikel rambut di seluruh permukaan kulit Tuan John Rockefeller tercabut habis. Depresi telah menyeretnya ke dalam masalah serius. Dia mengalami insomnia parah. Kamar tidur di mansion mewahnya tidak dapat lagi membantunya tidur nyenyak. Tuan John Rockefeller murung, dan merasa tidak ada lagi apa pun dalam hidup yang berarti baginya.
Baca: Ravan Naval Tata Meninggal Dunia, Ini Gurita Bisnisnya
Miliaran dolar yang ia miliki hanya bisa digunakan untuk membeli semangkok sup hangat dan biskuit. Dalam penderitaan yang luar biasa, miliuner nomor satu di dunia tersebut sebenarnya bisa membeli apa pun yang diinginkannya. Tapi tidak dengan kesehatannya.
Dokter pribadinya menyerah dengan situasi yang dihadapi oleh sang juragan. Dia memberi isyarat bahwa usia sang taipan hanya bertahan satu tahun ke depan. Tuan John Rockefeller sangat berduka , ia merasa jarum jam berlalu dengan sangat lambat.
Saat John Rockefeller mendengar ancaman kematian seperti kata dokter yang merawatnya, pagi itu saat terjaga dari tidur ia benar benar telah mendapati kekhawatirannya bahwa dia tidak akan mampu membawa kekayaannya ke dunia berikutnya.
Dengan bersusah payah John Rockefeller mencoba menulis sesuatu di buku hariannya yang sudah lama tidak ia sentuh. Mencoba menumpahkan suara hatinya di sana. “Tuhan, hari ini Engkau telah mengajariku bahwa benar segala sesuatu merupakan milik-Mu, dan aku hanya sebuah saluran semata.”
Pria yang mengguncang Amerika dengan bisnis perminyakan ini tiba-tiba menyadari bahwa dirinya tidak punya kendali apa-apa lagi atas kehidupannya. Dengan jiwa yang tenang Tuan John pun turun ke bawah ingin menjadi manusia seutuhnya. Dia bermaksud mengabdi dalam sisa waktu yang ia miliki.
Tuan John Rockefeller memanggil semua pegawai perusahaannya, termasuk akuntan dan pengacara, guna memberi tahu bahwa dia bermaksud mengabdikan hidup dengan kekayaannya untuk kepentingan umum seperti rumah sakit, kegiatan kegiatan amal serta penelitian. Tuan John turun dan memutuskan untuk memulai niatan tersebut.
Salah satu yang paling diingat dalam sejarah Amerika adalah pendanaan ratusan jutaan dolar untuk sebuah penelitian besar. Tidak tanggung tanggung, Tuan John mengundang dua orang ilmuwan kenamaan sekaligus. Howard Florey dan Norman Heatley. Dua orang yang berperan dalam penemuan dan pengembangan penisilin. Adalah salah satu golongan antibiotik yang dapat membunuh beberapa jenis bakteri sekaligus yang resistan terhadap Penisilin.
Penelitian dan pengembangan tersebut merupakan tonggak farmasi abad ke-20. Sebuah penelitian yang telah berkontribusi menyelamatkan jutaan nyawa manusia di dunia dalam mengurangi jumlah kematian akibat infeksi virus. Menurut sebuah catatan, total ia telah menyumbangkan lebih dari $500.000.000 untuk kegiatan kegiatan amal yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Yang membuat takjub dari kampanye Tuan John itu adalah ketika dia sudah menyumbangkan sebagian besar kekayaan dari yang telah diperolehnya, sel-sel tubuhnya justru berubah secara drastis, Tuan John Rockefeller berangsur pulih. Kesehatannya mulai membaik perlahan. Dia mulai menemukan asa. Padahal sebelumnya dokter telah memperkirakan Tuan John akan meninggal pada usia 53 tahun, satu tahun setelah penyakitnya terdiagnosa. Namun takdir Tuhan berkata lain, ia justru mampu bertahan hidup hingga mencapai usia nyaris 1 abad.
“Sejak semuanya mulai Tuhan gantikan, hidupku menjadi bagai liburan panjang. Bersenang-senang dengan pekerjaan dan permainan hidup yang menenangkan jiwa. Kini aku benar-benar telah melepaskan kekhawatiranku sepanjang sisa perjalanan hidup ini. Lihatlah, setiap hari kini Tuhan begitu baik kepadaku,” katanya suatu ketika.
Tuan John Rockefeller berpulang pada tahun 1937 dalam usia 98 tahun. Ketika dia meninggalkan warisan dan nama besarnya sebagai usahawan nan dermawan, kekayaan bersihnya saat itu ditaksir sekitar $350 miliar.
Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan rezeki, dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.QS. Al-Baqarah 245