Komparatif.ID, Cilacap—Salah satu siswa SMP Cilacap yang menganiaya adik kelasnya ternyata pelajar bermasalah. Remaja berusia 15 tahun itu telah berkali-kali pindah sekolah karena perangainya yang buruk.
Menurut keterangan Wakapolresta Cilacap AKBP Arief Fajar Satria, seperti yang disitat dari INews, Jumat (29/9/2023) pelaku merupakan pelajar bermasalah dan telah berpindah-pindah sekolah sampai empat kali di berbagai SMP Cilacap.
Baca: 21 Siswa SMA Modal bangsa yang Aniaya Junior Dihukum Hafal Al Mulk
Di sekolah-sekolah sebelumnya dia juga membuat ulah yang sama. Gemar berkelahi, bahkan hanya karena persoalan sepele. Perangai buruk itu membuat dia dikirimkan ke salah satu presantren, tapi bukanya berubah, remaja bengal itu justru melarikan diri.
AKBP Arief Fajar Satria lebih jauh bercerita bila aksi-aksi sebelumnya tidak ada rekaman apa pun, sehingga pelaku semakin tak terkendali. Dia tidak mengira bila aksinya kali ini yang menganiaya korban berinisial R (13) terekam kamera. Dari sanalah perilaku jahatnya terungkap ke publik dan kemudian menjadi viral.
Berbekal video tersebut pihak keluarga kemudian melaporkan kasus tersebut ke polisi. Sementara itu ibu korban juga datang langsung ke rumah pelaku dan melabrak keluarganya.
Baca: Kisah Anak-anak Bireuen yang Kecanduan Narkoba
Sejumlah warga yang emosi setelah menonton video ikut-ikutan mengepung rumah pelaku.Warga marah, karena selain menganiaya dengan sangat tidak manusiawi, pelaku dan seorang temannya yang lain mengabaikan permohonan ampun dari korban. Bahkan para pelaku melarang teman-teman yang lain melerai. Bila melerai akan ikut-ikutan dipukuli.
Akibat penganiayaan tersebut, korban harus mendapatkan perawatan. Di sisi lain korban juga disebut-sebut mengalami trauma.
Polisi menyebutkan para siswa SMP Cilacap yang menjadi pelaku terdiri dari lima orang, termasuk pelaku utama, telah ditangkap tidak lama setelah kejadian. Para siswa salah satu SMP di Cimanggu tersebut diamankan petugas untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Mereka diringkus pada Rabu (27/9/2023) malam di kediaman orangtua masing-masing. Sebanyak 30 siswa juga turut dimintai keterangan, karena pelaku utama merupakan ketua Genk Basis di kawasan itu.
