Arwah Perempuan di Gudang Tua Aceh Tamiang

arwah perempuan
Ilustrasi. dikutip dari tangsel.com

Kisah arwah perempuan di gudang tua di Aceh Tamiang, diceritakan oleh Awi (45) seorang sopir truk jungkit yang sering berkelana ke proyek-proyek di berbagai tempat di Aceh dan Sumatra Utara.

Sebagai seorang sopir truk jungkit besar, ia bekerja di berbagai proyek dengan ragam medan. Ada yang landai, ada yang curam, ada pula bahkan hingga puluhan meter ke tengah laut. Pekerjaan yang ia lakoni sangat memacu adrenalin. Tapi karena tuntutan tanggung jawab sebagai suami dan ayah, ia harus membuang semua ketakutan, dan melupakan rasa lelah yang mendera.

Ketika bertugas di Aceh Tamiang, Awi memiliki pengalaman gaib. Gudang tempat truk jungkit ditempatkan pada malam hari, memiliki penunggu. Sesosok arwah perempuan yang menurut cerita seringkali menampakkan diri kepada orang-orang yang menginap di gudang itu.

Baca: Asal-usul Kuntilanak Pertama di Aceh

Baca: Cara Bertemu Kuntilanak

Ia beberapa kali sudah mendengar tentang kejadian-kejadian tak masuk akal di gudang tua tersebut. Tapi sebagai insan yang memajukan logika dalam berpikir, Awi memilih tidak percaya. Sembari bercanda dia mengatakan, tak mungkin hantu bersedia menganggu para sopir yang jarang mandi.

Bagi para sopir truk jungkit, gudang tersebut termasuk mewah. Ada kamar mandi, ada kakus leher angsa. Itu sudah sangat istimewa. Karena seringkali tempat mangkal mereka gudang yang hanya punya kamar mandi dan tidak punya toilet untuk buang air besar.

Pada suatu Subuh, Awi yang sedang berwudhu melihat seorang perempuan keluar dari dalam kamar mandi. Ia sempat memperhatikan wajah sang wanita. Pucat pasi dan murung. Tidak menampakkan aura bersahabat sama sekali. Penampakan itu sekilas, tapi jelas.

Subuh itu logikanya tidak berjalan. Awi dilanda rasa takut. Dia bertanya-tanya mengapa arwah perempuan di gudang Aceh Tamiang menunjukkan diri kepada dia. Adakah interaksi sosial mereka selama ini keliru? Ataukah ada di antara mereka yang punya masalah batin? Entahlah. Buku kuduk Awi berlomba berdiri. Mulutnya komat-kamit membaca Ayat Kursi.

Subuh itu dia salat dengan perasaan tidak nyaman. Pertemuannya dengan arwah perempuan itu tidak diceritakan kepada teman-temannya yang lain. Dunia sopir truk, dipenuhi oleh orang-orang usil. Bila dia memberitahu, bisa jadi besok malam jumlah gangguan akan bertambah. Bila hantu hanya sekali mengganggu, hantu jadi-jadian menambah porsi menjadi lima.

Pada malam lainnya, ia terlambat pulang. Satu-satunya ruang parkir tersisa di dekat sumur. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Satu jam lagi sudah dinihari. Matanya sudah diserang kantuk. Dia ingin segera tidur.

Setelah memarkirkan truk. Dia langsung merebahkan diri di tempat tidur mini di belakang kursi.

Kira-kira lima menit setelah dia merebahkan punggung di atas busa, tiba-tiba kabin truknya dipenuhi aroma durian. Aroma tersebut aneh, karena saat itu tidak seang musim durian.

Tidak lama kemudian, aroma durian berganti dengan semerbak melati bercampur mawar. Tidak lama kemudian berubah menjadi aroma jeruk purut dan kemenyan. Seakan-akan di dalam kabin truk, Awi tidak sedang sendirian. Ada sosok lain di dekatnya.

Keringat dingin keluar dari sela-sela rambutnya yang lebat. Brewoknya merunduk takut, kehilangan wibawa. Mulutnya komat-kamit melafalkan surat-surat pendek. Dia tidak ingin hantu mengetahui dirinya ketakutan. Dia juga tidak ingin lagi melihat mahkluk astral itu. Awi memejamkan mata.

Alhamdulillah, sembari terus membaca surat pendek, dia tertidur, dan terbangun esoknya sekitar pukul 07.00 WIB. Dia bergegas turun, mandi, dan qadha salat.

Sejak peristiwa itu, hampir tiap malam dia merasa ada yang menemaninya tidur. Sesosok gaib seringkali memeluknya dari belakang.

Suatu malam, dia membawa puteranya ke gudang itu. Malam itu anaknya tidur di dalam kabin. Awi tidur di balai-balai yang berjarak 10 meter dari tempat truk parkir.

Satu jam kemudian suasana hatinya tidak tenang. Dia bangun dan beranjak menuju truk. Dari jarak lima meter dia sudah mendengar suara orang menangis sesenggukan. Semakin dekat, suara tersebut semakin jelas berasal dari dalam kabin truk.

Awi khawatir telah terjadi sesuatu terhadap putranya. Dia mempercepat langkahnya, dan bergegas membuka pintu. Dia kaget ketika melihat puteranya duduk di pojok sembari sesenggukan. Kedua tangannya menutup muka.

Dia bertanya apa yang terjadi? Sang anak mengatakan bila seorang perempuan masuk ke dalam mobil, duduk di kursi sopir, dan menyalakan truk itu. Si anak mengaku sudah berteriak sangat kencang memanggil Awi. Tapi suaranya tidak dapat keluar dari dalam kabin mobil.

Perempuan itu sangat tidak ramah. Wajahnya putih dan matanya merah. Rambutnya digerai panjang hingga ke pinggul. Bajunya seloyor warna putih. Muncul dari kamar mandi dan langsung membuka pintu mobil. Demikian si anak lelaki itu mengatakan kepada ayahnya.

Awi langsung berkesimpulan bila arwah perempuan itu memang nakal. Usil dan tidak bersahabat. Arwah perempuan itu bukan hanya menyasar pria dewasa, tapi juga anak-anak. Hantu betina itu memang tidak bisa dijadikan sohib.

Awi memeluk putranya dan mengatakan bila itu hanya mimpi. Dia membujuk putranya supaya tidak takut. Mereka akhirnya tidur berdua di dalam kabin truk. Besoknya, si anak jatuh sakit dan terpaksa dibawa pulang ke kampung.

Tidak lama setelah peristiwa itu, proyek di Tamiang berakhir. Mereka pun kembali ke kampung masing-masing dengan cerita gudang tua yang disimpan masing-masing di dalam kepala. Satu sama lain saling menyembunyikan diganggu arwah perempuan di gudang tua itu. Namun Awi tetap yakin semuanya pernah diganggu arawah perempuan itu, makanya mereka sering tidur di balai-balai, meski banyak nyamuk dan dibekap dingin udara malam.

Artikel SebelumnyaRocky Gerung Kasar Karena Miliki Persoalan Percintaan
Artikel SelanjutnyaLKPJ APBA 2022 Diterima Bulat Oleh DPRA
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here