Karena Miskin dan Terbuang, Wanita Lansia di Jepang Senang Dipenjara

Wanita lansia di Jepang
Akiyo (80). Foto: Getty Image.

Komparatif.ID, Tokyo– Wanita lansia di Jepang menghadapi masalah dilematis. Mereka diusir oleh anak-anaknya. Di sisi lain, mereka mulai mendambakan kehidupan penjara. Oleh karena itu, demi dapat masuk penjara, para wanita lansia sengaja melanggar hukum.

Salah satu sisi gelap Jepang sebagai negara maju adalah matinya kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya. Tingkat kemandirian warga Jepang yang sangat tinggi, telah melahirkan jurang nyata antara orang tua dan anak. Bagi anak, orang tua yang tidak lagi produktif, merupakan beban. Beban tak harus ada. Mereka harus disingkirkan.

Baca: Sebelum Ibu dan Ayah Pergi, Pulanglah

Perilaku warga Jepang di era modern, meniru tradisi ubasuteyama atau ubasute yang berarti pembuangan. Dalam tradisi masyarakat Jepang dulu, yaitu membuang orang tua ke sebuah hutan.

Orang tua yang sakit-sakitan, tidak lagi produktif,dan dianggap telah menjadi beban anak, dibuang ke hutan Aokigahara, sebuah rimba tempat bunuh diri warga Jepang di kaki Gunung Fuji.

Tradisi yang bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan tersebut telah dilarang oleh Pemerintah Jepang.

Tapi dalam prakteknya, masih banyak ubasuteyama dilakukan oleh anak terhadap orang tua mereka. Wanita lansia di Jepang banyak yang terpaksa pergi dari rumah, karena tidak lagi diterima oleh anak-anak mereka.

Data yang dilansir Pemerintah Jepang pada tahun 2022, 80 persen narapidana yang ditahan di penjara wanita di seluruh Jepang, merupakan wanita lansia yang ditangkap karena kasus pencurian.

20 persen penduduk Jepang berumur di atas umur 65 tahun hidup dalam kemiskinan.

Hidup di penjara bukan bermakna mereka dapat berleha-leha. Wanita lansia harus bekerja di unit-unit produksi. Tapi mereka sangat senang melakukannya.

Di dalam penjara, selain diwajibkan bekerja di unit produksi, wanita lansia juga mendapatkan peralatan lansia, makanan rutin, layanan kesehatan gratis, dan pertemanan.

“Mereka datang ke sini dalam kondisi kelaparan. Mereka mencuri karena tidak memiliki uang. Usia mereka telah sangat lanjut,” sebut Takayoshi Shiranaga, sipir Penjara Wanita Tochigi, Selasa (21/1/2025).

Kisah pilu disampaikan oleh Akiyo (80) –bukan nama sebenarnya– wanita lansia itu terpaksa pergi dari rumah karena diusir oleh putranya yang berusia 45 tahun. Dengan cara menyindir sang putra mengatakan, “sebaiknya kau pergi saja dari sini.”

Karena keluar rumah dalam kondisi tak punya uang, Akiyo akhirnya mencuri makanan. Itulah yang mengantarkan dia ke dalam penjara.

Ini kali kedua Akiyo ditangkap karena mencuri. Pada usia 60 tahun dia juga ditangkap dalam kasus yang serupa.

“Saya benar-benar miskin. Dulu saya memiliki gaji pensiun. Jumlahnya sangat sedikit 6.300 yen. Dibayarkan setiap dua minggu sekali. Uang itu benar-benar sangat kecil,” kata Akiyo.

Selama di dalam penjara, ia sangat bahagia.

“Ada dua penyebab mereka nekat melanggar hukum. Karena kesepian, dan karena kelaparan. Bahkan ada yang rela membayar 2 sampai 3 juta [rupiah] supaya mereka tetap dapat ditahan di dalam penjara. Begitulah rasa kesepian itu menyiksa mereka,” kata Takayoshi.

Disadur dari CNN dan Fortune Well.

Artikel SebelumnyaM. Nasir, dari Meunasah Meuria ke Komisi Informasi Aceh
Artikel SelanjutnyaTak Perlu Obat, 3 Rebusan Daun Ini Bisa Bakar Lemak Perut Secara Alami!
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here