Berkat Series Bidaah, Walid Lombok yang Cabuli 22 Santriwati Dilaporkan ke Polisi

walid lombok bidaah gubernur ntb
Ilustrasi Walid Lombok dan santrinya yang dicabuli dan ditiduri. Ilustrasi dikutip dari radarlombok.

Komparatif.ID, Mataram—Kejahatan seksual Walid Lombok terungkap berkat series drama web Bidaah yang diproduksi sineas Malaysia. Bidaah telah menjadi pemicu keberanian delapan alumni sebuah pondok pesantren di Lombok Barat (Lobar) melaporkan walid mereka yang diduga telah mencabuli 22 santriwati.

Disitat dari Inside Lombok, Selasa (22/4/2025), delapan santriwati salah satu pondok pesantren di Lombok Barat, melaporkan Ustad AF, pemimpin sebuah Yayasan keagamaan di Lombok Barat, yang menyelenggarakan pendidikan pesantren.

AF dilaporkan ke polisi karena selama ini telah sering mencabuli hingga meniduri santriwati, dengan bujuk rayu karomah. Kepada setiap santriwati yang berhasil dizinahi, sang Walid menjanjikan di rahim mereka akan lahir seorang wali.

Baca: Walid Nak Dewi, Boleh?

Sang Walid menjanjikan keberkahan, bilamana santriwati yang menjadi targetnya bersedia buka paha untuk sang pimpinan.

Kasus tersebut sempat sangat lama menjadi buah bibir di masyarakat, sekaligus tidak muncul ke permukaan, karena sang pimpinan yayasan, merupakan tokoh religius yang sangat dihormati di tempatnya itu.

Aksi manipulasi menggunakan alasan religius telah sang walid lakukan sejak 2016 hingga 2023. Ketika meletup ke ruang publik, kasus tersebut dikenal dengan walid Lombok.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram Joko Jumadi, Senin (21/4/2025) menerangkan selama beraksi, Walid Lombok telah meniduri 22 santriwati. Aksi manipulasi sang Walid Lombok bermula ketika santriwatinya masih di bawah umur.

Joko yang juga dosen di Universitas Mataram menjelaskan, delapan korban telah secara resmi melaporkan kasus yang menimpa mereka ke Polresta Mataram. Sebagian korban mengaku telah disetubuhi, sementara yang lain menjadi korban pencabulan karena menolak ajakan pelaku. “Ada yang hanya berhasil diraba saja, tapi tidak berhasil ditiduri. Sampai sekarang belum ada laporan korban yang hamil.

Walid Lombok, terang Joko, dalam aksinya membawa korban ke sebuah ruang kelas pada tengah malam. Aksi cabul nan keji dimulai pukul 00.00 WITA hingga 01.00 WITA.

Di dalam ruang kelas yang sepi, Walid Lombok memainkan aksi manipulasi psikologis. Ia membujuk santriwati supaya bersedia buka rok, dengan dalih persetubuhan mereka mendapatkan dukungan religi. Kelak di rahim sang santriwati akan ditempatkan ruh seorang wali.

Sebaik-baik menyimpan bangkai, akhirnya terkuak juga. Series Bidaah adalah pemicu. Para korban yang ikut menonton Bidaah, merasa apa yang mereka alami di pondok sama seperti kisah dalam Bidaah. Mereka pun terpantik bangkit melawan. Di dalam hati para korban, terpantik untuk melawan penipuan dan kejahatan kelamin berkedok agama.

Pihak yang terpantik melawan adalah para alumni. Awalnya mereka membicarakan peristiwa di pondok dan film Bidaah melalui grup WA alumni. Ternyata banyak yang menjadi korban Walid Lombok. Dari sana muncul kesepakatan melaporkan ke polisi.

Tapi sebelum laporan dibuat, para alumni yang menjadi korban, melaporkan AF ke pengasuh pondok. Saat diperiksa di internal AF tidak dapat berkilah. Ia mengakui, meski tak ingat berapa anak orang yang telah menjadi korbannya.

Secara terpisah, Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili mengkonfirmasi adanya laporan tersebut. Para pelapor adalah mantan santriwati. “Pekan lalu kami menerima empat laporan, dan minggu ini satu lagi,” ucapnya.

Saat ini, polisi tengah melakukan pemeriksaan saksi dan olah TKP.“Penyelidikan pun masih akan terus dikembangkan. Berdasarkan keterangan yang diterima, korban yang mengalami tindakan serupa oleh AF diperkirakan antara 10 hingga 15 orang. “Pelaku telah diamankan untuk mencegah gangguan keamanan selama proses penyidikan berlangsung,” tutup Regi.

Artikel SebelumnyaBPMA & PGE Mulai Akuisisi Seismik 3D Cunda-Jeuku
Artikel SelanjutnyaGubernur NTB Perintah PPA Lindungi Korban Walid Lombok
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here