Umur Harapan Hidup Aceh Naik Jadi 73,2 tahun

Umur Harapan Hidup Aceh Naik Jadi 73,2 tahun Ilustrasi: Komparatif.ID.
Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat umur harapan hidup (UHH) Aceh pada 2024 mencapai angka 73,20 tahun, mengalami peningkatan sebesar 0,14 tahun dibandingkan 2023 yang berada pada angka 73,06 tahun.

Ketua Tim Neraca BPS Aceh, Meita Jumiartanti, menjelaskan angka ini mencerminkan proyeksi demografi dan perkembangan indikator kesehatan yang terus bergerak dari tahun ke tahun.

“Angka ini mencerminkan usia rata-rata yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang lahir pada tahun 2024,” kata Ketua Tim Neraca BPS Aceh, Meita Jumiartanti, dalam keterangan resmi BPS Aceh, Minggu (15/12/2024).

Artinya, kata dia, bayi yang lahir pada 2024 memiliki harapan hidup rata-rata hingga 73,2 tahun. Setiap tahun, angka itu bakal berubah seiring dengan adanya proyeksi demografi dan perkembangan indikator kesehatan.

Meita menjelaskan umur harapan hidup di Aceh tidak seragam di seluruh wilayah. Kota Banda Aceh mencatat rata-rata tertinggi dengan 75,25 tahun, sementara Kabupaten Simeulue berada di posisi terendah dengan 69,68 tahun.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas gizi, dan tingkat pendidikan masyarakat. Faktor-faktor ini menjadi indikator penting yang mencerminkan kesenjangan pembangunan antarwilayah di Aceh.

Baca jugaBPS Aceh: Aceh Ekspor Batubara ke India dan Beli Gas dari Qatar

“Perbedaan tersebut dipengaruhi berbagai faktor, termasuk akses terhadap fasilitas kesehatan, kualitas gizi, serta tingkat pendidikan masyarakat,” ujarnya.

Meita menambahkan selama periode 2020 hingga 2024, umur harapan hidup di Aceh mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,17 persen per tahun. Pada 2020, angka ini tercatat sebesar 72,69 tahun, kemudian meningkat bertahap menjadi 72,71 tahun pada 2021, 72,92 tahun pada 2022, 73,06 tahun pada 2023, hingga mencapai 73,20 tahun pada 2024.

Kemajuan ini tidak terlepas dari berbagai upaya peningkatan layanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak. Peningkatan kualitas gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang melibatkan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang lebih baik, menjadi salah satu faktor pendukung utama.

Meningkatnya angka harapan hidup penduduk Aceh diiringi oleh penurunan angka kesakitan atau morbiditas.

Berdasarkan data Susenas 2023, angka kesakitan di Aceh tercatat sebesar 14,51 persen, turun cukup signifikan dari 19,44 persen pada tahun sebelumnya. Penurunan ini menggambarkan keberhasilan dalam upaya pengendalian penyakit yang umum diderita masyarakat Aceh, seperti demam, batuk, pilek, asma, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, hingga campak.

“Berdasarkan data tersebut, beberapa penyakit yang umum diderita masyarakat Aceh meliputi panas, batuk, pilek, asma atau napas sesak, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, campak menurun,” tutur Meita.

Catatan, enting untuk membedakan antara angka harapan hidup (AHH) dan umur harapan hidup (UHH).

AHH mengacu pada rata-rata jumlah tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada tahun tertentu, sementara UHH adalah perkiraan tambahan rata-rata umur yang dapat dijalani seseorang setelah mencapai usia tertentu.

Umur harapan hidup (UHH) adalah rata-rata waktu yang tersisa bagi seseorang untuk hidup, atau banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih hidup sampai umur tertentu.

Kedua indikator ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, status kesehatan, hingga status ekonomi.

Artikel SebelumnyaTgk. H. Muhammad Ismy Abu Madinah Meninggal Dunia
Artikel SelanjutnyaDKP Aceh Segel Bagan Apung Ilegal di Pulau Pinang Simeulue

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here