Berkumpul di Lampoh Kemang, Tokoh Komit Kuliner Aceh Tembus Pasar Besar di Jakarta

Berkumpul di Lampoh Kemang, Tokoh Komit Kuliner Aceh Tembus Pasar Besar di Jakarta
Pertemuan informal tokoh peduli kuliner Aceh di Lampoh Kemang, Jakarta Selatan pada Minggu-Senin (17-18/8/2025). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Jakarta— Sampai saat ini kuliner Aceh belum mampu menembus pasar besar di Jakarta. Bila berkunjung ke mall besar di ibukota, yang dominan justri restoran Jepang, Korea, Amerika, dan Vietnam. Sementara lokal masih berasal dari kuliner restoran Betawi, Padang, dan Sunda.

Demikian disampaikan oleh CEO Trans Continent Ismail Rasyid, yang ikut hadir pada acara silaturahmi informal, Minggu-Senin (17-18/8/2025) di Lampoh Kemang, Jakarta Selatan.

Pengusaha jasa multimoda dan logistic antar benua tersebut mengatakan supaya kuliner Aceh juga tersedia di pasar besar di Jakarta, para pengusaha kuliner Aceh harus berani ekspansi lebih jauh. Jangan merasa puas dengan berdagang di luar pasar besar.

“Pengusaha kuliner Aceh harus berani masuk dan bersaing di kancah pasar besar, yang telah lama dimasuki oleh restoran asing,” kata Ismail Rasyid, yang dengan Trans Continent-nya telah menjadi duta Aceh dan Indonesia di kancah perdagangan internasional.

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-80 Republik Indonesia, Ismail mengajak Sahabat Kuliner Aceh (SKA) memperkuat barisan, dan kemudian menyusun langkah supaya kuliner Aceh yang terkenal kaya rempah bisa bersaing dengan kuliner western dan oriental yang kini semakin banyak di Indonesia.

Sang Pembina SKA mengatakan, kuliner Aceh dan kuliner lokal lainnya, sampai saat ini belum berani ekspansi ke pasar besar di Jakarta. Bilapun ada, masih sebatas soto Betawi, resto Padang, dan resto Sunda.

“Ke depan kuliner kita harus masuk ke sana,” kata Ismail Rasyid, salah seorang pengusaha besar asal Aceh yang memiliki semangat filantropis.

Ketua SKA J. Kamal Farza, dalam kesempatan itu mengatakan pihaknya akan bekerja lebih keras untuk memajukan kuliner indatu, supaya ke depan mampu menembus pasar lebih besar. Dia berharap pengusaha kuliner Serambi Mekkah yang saat ini sudah berbisnis di Jakarta, supaya lebih giat, tidak pantang menyerah, dan bisa belajar dari bisnis sejenis yang telah berekspansi ke pasar besar.

Baca juga: Ground Breaking Warkop Lampoh Kemang, Ismuhadi: Saya Jual Kuliner Aceh, Bukan Aceh

Teuku Ismuhadi Jafar, Owner dan CEO beberapa gerai Restoran Aceh Lampoh di Jabodetabek mengatakan, saat ini para pegiat kuliner Aceh sudah memiliki pemahaman bersama, bahwa sesama pegiat kuliner saling mendukung dan memberi semangat.

“Sudah ada komitmen sejumlah lawyer asal Aceh di Jakarta, yang akan memberikan konsultasi gratis kepada pegiat kuliner, dan sudah ada Oc Ok Srikandi Aceh, yang akan memberikan sertifikasi halal gratis untuk usaha kuliner Aceh,” sebutnya.

Acara yang dihadiri oleh berbagai elemen tersebut selain diisi diskusi informal tentang kuliner indatu, juga dilengkapi dengan peh bate (batu domino), bakar ikan, serta pertunjukan musik yang menghadirkan artis asal Aceh Kurniatun dan Syech Rih Arhas.

Acara bertajuk Pejuang Warisan tersebut dihadiri oleh anggota Komisi III DPR Dr Nasir Djamil, mantan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Ilham Sahputra, Direktur Kelembagaan ASABRI Dr Khaidir Abdurrahman, Ketua Taman Iskandar Muda Jakarta Selatan, Ir H Saiful Bahri, Ketua Himpunan Masyarakat Simeulue (HIMAS) Jakarta Raya Beni Zain.

Kemudian CEO PT Trans Continent Ismail Rasyid, CEO Amazing Hotel Managemen Teuku Munawarsyah, pengusaha Rusli Ishak, Fandy Ibnu Abbas, dan Teuku Izam.

Komisaris PT Perta Arun Gas Abu Bakar, pengacara senior Ratna Dwikora, H. Nazaruddin Ibrahim, M Basyir Ahmad, dan J Kamal Farza.

Turut hadir CEO Johny & CO, Johnya Saputra, CEO Kedai Lampoh Kemang Munawar Yusba, CEO Warung Aceh Seulawah Heru Stiawan, Abu Bakar, CEO Markas Kopi Gayo, Aulia, Budayawan Benny Poelem,

Tokoh Aceh Teuku Ismuhadi Jafar, Sayuti Is dan Zulkarnain Nyak Abbas, sejumlah tokoh Taman Iskandar Muda, serta sejumlah pengusaha kuliner se Jakarta Raya dan para budayawan.

Artikel SebelumnyaJumlah BUMN di Indonesia Capai 1.046, Tapi 97 % Dividen dari 8 Perusahaan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here