
Komparatif.ID, Jakarta–Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesian Broadway 2025 Hikayat Nusantara Premiere Show, yang dihelat di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, patut diapresiasi sebagai pertunjukan budaya spekatakuler. Dimeriahkan 1.500 seniman, The Indonesia Broadway 2025 menyatukan berbagai seni dan cerita dari penjuru Tanah Air.
Jumat malam, 22 Agustus 2025, ribuan seniman menghadirkan orchestra kelas dunia di atas panggung besar Indonesia Arena. Para seniman menampilkan keografi baru, kostum megah, dan treatrikal yang sangat spektakuler. Tahun ini panggung Pagelaran Sabang Merauke dua kali lebih besar dibandingkan pagelaran sebelumnya.
Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025 memang lebih mewah. Merupakan yang terbaik di antara event-event yang sama tahun-tahun sebelumnya. Pagelaran Sabang Merauke telah dipentaskan sebanyak 5 kali, yaitu pada 26 Maret 2022 di Prambanan, 4-5 Juni 2022 di Djakarta Theater, 12-13 November 2022 di Ciputra Artpreneur, 19-20 Agustus 2023 dan 17 dan 18 Agustus 2024 di JIEXPO Jakarta.
Malam Premiere Show The Indonesian Broadway 2025 merupakan puncak acara sekaligus pembuktian hasil dari kerja panjang nan melelahkan sejak akhir 2024. Ya, sejak akhir 2024, panitia telah melakukan audisi, kompetisi tari nasional. Parade publik, membentuk fondasi bagi 351 penari, 60 musisi orkestra, puluhan penyanyi nasional, dan tim kreatif yang siap membawa kisah rakyat Nusantara ke panggung megah.
Baca: Sandal Swallow, Sandal Jepit Sejuta Umat
Dan, malam Premiere Show The Indonesian Broadway 2025 ditampilkan dengan kemewahan yang akan meninggalkan kenangan terindah. Nyaris tak ada cacat. Panggung spaktakuler lengkap dengan tata lampu dramatis, visual spektakuler, dan tata panggung yang menghadirkan pengalaman teatrikal broadway kolosal yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Sutradara Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025, Rusmedie Agus meluapkan rasa bangga dan harunya. Pagelaran ini adalah perjalanan panjang dari proses kreatif berbulan-bulan hingga akhirnya malam ini kami bisa mempersembahkan sebuah mahakarya di panggung sebesar Indonesia Arena.

“Melihat musik, tari, kostum, dan tata panggung berpadu sempurna adalah kebahagiaan yang tidak ternilai. Pagelaran ini bukan sekadar hiburan, melainkan karya berkualitas yang lahir dari riset bersama para tokoh kebudayaan. Nilai-nilai asli yang tak bisa diubah kami jaga otentisitasnya, namun tetap kami kemas agar bisa relevan dan dinikmati generasi muda,” kata Agus.
Rusmedie Agus pantas bangga. Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025, merupakan karya lintas generasi, lintas bidang, yang menggabungkan teater, tarian, musik, dalam satu panggung pertunjukan yang sangat memukau.
Kisah-kisah rakyat Nusantara dihidupkan kembali, mulai dari Hikayat Yuyu Kangkang & Malin Kundang, Hikayat Si Tumang, Mahadewi, hingga Hikayat Calon Arang, divisualkan melalui 31 lagu, lebih dari 100 koreografi, dan lebih dari 800 kostum penari serta 40 tampilan khusus penyanyi, menghadirkan nuansa teatrikal dan edukatif yang lengkap.
Cerita dibuka dengan kemunculan Bagong (Indra Bekti) dan Petruk (Risang Janur Wendo), dua Punakawan yang memandu jalannya cerita dengan humor dan interaksi. Mereka melapor pada Semar bahwa misi mengenalkan pahlawan telah selesai, namun Semar memberi amanat baru: ada bahaya laten yang mengancam seni tradisi dan budaya Nusantara. Mereka ditemani Zee (Zahara Christie), generasi muda penuh semangat, serta istri Semar, Kanastren (Sruti Respati), yang menambahkan dimensi emosional dan segar dalam alur cerita.
Kemegahan panggung langsung terasa lewat lagu Padang Wulan dari Jawa Tengah yang dibawakan Nino Prabowo, memperkenalkan sosok mitologi Yuyu Kangkang sebagai pembuka Hikayat Nusantara.
Dari Serambi Mekkah, Yuyun Arfah, Gabriel Harvianto, dan Christine Tambunan menyanyikan Bungong Jeumpa dengan penuh penghayatan. Disusul dengan suasana syahdu dari tanah Batak melalui Butet dan Rambadia oleh Alsant Nababan bersama Yuyun Arfah dan Christine Tambunan. Nuansa riang pun hadir dari Jambi lewat Injit-Injit Semut oleh Yura Yunita bersama paduan suara anak The Resonanz Children’s Choir (TRCC) membawa keceriaan yang membangkitkan semangat penonton.
Lagu Pang Lipang Dang dari Lampung dibawakan dengan penuh keceriaan oleh The Resonanz Children’s Choir yang beranggotakan anak-anak berusia 8–13 tahun. Penampilan ini semakin istimewa karena turut menampilkan Tari Tuping, tarian tradisional dengan topeng khas Lampung yang untuk pertama kalinya dihadirkan di panggung Pagelaran Sabang Merauke, menambah warna baru dalam perjalanan budaya Nusantara.
Sorak penonton semakin menggema saat dari Sumatera Selatan, Christine Tambunan dan Gabriel Harvianto membawakan Gending Sriwijaya dengan megah, diperkaya atraksi barongsai kelas dunia dari Kong Ha Hong yang membuat panggung bergemuruh oleh atraksi energiknya.
Penonton dibuat terharu biru dalam perasaan yang campur aduk ketika kisha Malin Kundang ditampilkan. Lagu Kambanglah Bungo dinyanyikan oleh Taufan Purbo yang memerankan Malin Kundang dan Mirabeth Sonia sebagai sang Ibu, menghadirkan drama penuh haru ketika Malin memohon ampun kepada ibunya.
Adegan ini menampilkan drama penuh haru saat Malin memohon ampun kepada ibunya, menggetarkan hati ribuan penonton. Suasana lalu beralih riuh dengan kolaborasi besar di medley Remix Pulau Andalas Bersatu, menyalakan semangat persatuan dari Sumatera.
Usai pertunjukan dari Sumatera, The Indonesian Broadway 2025 menampilkan legenda Si Tumang dari Tanah Sunda. Juga Manuk Dadali yang dibawakan Roland Rogers, menampilkan simbol kekuatan dan pengorbanan.
Puncak dramatik di Yogyakarta hadir melalui kisah Mahadewi, dibawakan PADI Reborn dan Yura Yunita. Lagu Mahadewi diperkuat efek teatrikal yang spektakuler: Yura Yunita terbang menggunakan sling di atas naga raksasa, menjadi momen spektakuler yang membuat seluruh Indonesia Arena bergetar oleh decak kagum penonton.
Dari timur Nusantara, penampilan duet Christine Tambunan dan Alsant Nababan dengan lagu Lulo (Sulawesi Tenggara) mengajak penonton ikut bergerak. Suasana Maluku semakin meriah dengan “Ayo Mama” oleh Mirabeth Sonia dan Swain Mahisa, serta Hai Rame-Rame yang dibawakan kolaborasi Mirabeth, Swain, dan Roland Rogers.
Bali menghadirkan Tembang Calon Arang oleh Pradnya Larasati, menghadirkan nuansa mistis dan teatrikal, sementara Papua menutup rangkaian dengan Sajojo, dibawakan Gabriel Harvianto, Roland Rogers, Yuyun Arfah, dan Christine Tambunan, ditutup atraksi marching band dan koreografi perang spektakuler.
Seluruh panggung The Indonesian Broadway 2025 hidup berkat lebih dari 800 kostum penari dan 40 tampilan khusus penyanyi, karya Jember Fashion Carnaval, Pesona Gondanglegi, Priyo Oktaviano, Anggoro Kancil, serta 19 desainer ternama Indonesia. Aksesoris berhias emas asli dan ornamen autentik menegaskan kualitas panggung kelas dunia, sementara tata lampu dan visual yang belum pernah dilihat sebelumnya memperkuat setiap adegan, termasuk momen puncak naga Mahadewi.
Salah satu kejutan dalam Pagelaran Sabang Merauke tahun ini datang dari BUNTA iNOUE, seniman kontemporer asal Jepang yang dikenal sebagai Art Maniac. Ia menghadirkan aksi live painting di area instalasi, terinspirasi langsung dari kisah, musik, dan energi panggung pertunjukan.
Premiere Show ditutup dengan seluruh penampil menyanyikan Syukur, dilanjutkan Nusantara, dan karya iForte “Inspirasi Diri x Lantunan Satu Bangsa”, dinyanyikan Yura Yunita bersama seluruh artis, menjadi simbol persatuan dan kelestarian budaya Indonesia.
The Indonesian Broadway 2025 Bukan Sekadar Hiburan
Ferdinandus Aming Santoso, CEO & President Director iForte & Protelindo Group, mengatakan antusiasme penonton malam Premiere Show menjadi bukti bahwa seni dan budaya Indonesia tetap relevan lintas generasi.
“Kami bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan ini, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai wujud nyata pelestarian dan kebanggaan nasional,” ujarnya.
Setelah premiere pada 22 Agustus 2025, Pagelaran Sabang Merauke – The Indonesian Broadway 2025 akan kembali digelar pada tanggal 23 dan 24 Agustus, masing-masing 2 show per hari.
Direktur Bank Central Asia (BCA) Antonius Widodo, yang menjadi sponsor utama menegaskan komitmen dukungan berkelanjutan untuk Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025.
Dia menilai keanekaragaman budaya seperti ini hanya dimiliki Indonesia, dan pihaknya percaya seni memiliki kekuatan besar untuk menyatukan bangsa.
“Melalui program Bakti Budaya BCA, kami konsisten mendukung para seniman dan pelestarian budaya Nusantara. Pagelaran ini menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya kita dapat terus hidup, diapresiasi lintas generasi, sekaligus menginspirasi generasi muda,” imbuhnya.