Komparatif.ID, Banda Aceh– Sejumlah analis ekonomi mengatakan kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB) yang dilaporkan bangkrut pada Jumat (10/3/2023) lalu akan berdampak pada situasi ekonomi global.
Sebelumnya, bank yang berfokus pada pada industri teknologi dan startup ini bangkrut. Meski begitu, hingga kini belum ada yang tahu mengapa SVB menjual sekuritasnya begitu banyak yang menyebabkan kejatuhan mereka.
Namun, ada beberapa pandangan yang menilai bahwa hal tersebut berkaitan dengan fakta para startup yang belum menyetorkan banyak modal dalam beberapa bulan terakhir karena adanya kendala ekonomi akibat inflasi.
Menurut laporan NPR, penyebab kebangkrutan ini adalah karena SVB memberikan kredit yang tidak tepat kepada para kliennya, sehingga menyebabkan kerugian yang signifikan. Situasi ini semakin memburuk setelah pandemi Covid-19 yang memukul berbagai sektor industri termasuk industri teknologi dan startup.
Asisten Profesor San José State University Matthew Faulkner mengatakan, dampak yang dirasakan ekonomi global akan sangat kuat, hal itu disebabkan hilangnya kepercayaan nasabah dan investor.
“Kita berada di tengah-tengahnya. Saat ini anda bisa merasakan kegilaan dan kepanikan serta perhatian dari semua orang. Entah mereka (orang atau perusahaan) memiliki uang disana (SVB),” kata Faulkner kepada NPR.
Baca juga: Apa Dampak Kejatuhan SVB Terhadap Ekonomi Indonesia?
Dampak Kejatuhan SVB
Dampak dari kebangkrutan SVB sangat besar dan banyak pihak yang terkena imbasnya. Menurut Larry Elliott, editor ekonomi The Guardian, kejadian ini menjadi masalah besar bagi bank sentral di seluruh dunia. Kebangkrutan ini dapat memicu bank run atau penarikan uang secara massal oleh nasabah yang dapat membuat stabilitas pasar finansial terganggu.
Elliot mengatakan pasar akan memutuskan apa yang terjadi selanjutnya. Jika kondisi bisa distabilkan, ia percaya suku bunga AS akan naik 0,25 poin persentase akhir bulan ini. Namun jika turbulensi berlanjut, ada resiko akan menyebabkan masalah inflasi yang lebih besar di masa depan
Sementara itu, CNN melaporkan bahwa kepanikan dari nasabah SVB sudah mulai terjadi dan membuat bank run semakin meluas. Hal ini dapat menimbulkan risiko pada pasar finansial global dan membuat banyak investor menjadi khawatir.
Berbagai pihak termasuk pemerintah dan ahli ekonomi terus berusaha untuk mencari solusi untuk mengatasi kebangkrutan SVB. Menurut laporan dari CNBC, pemerintah Amerika Serikat berupaya untuk memberikan bailout atau bantuan keuangan kepada SVB agar bank tersebut dapat bertahan dan tidak terlalu banyak merugikan klien-kliennya.
Pihak SVB sendiri mengakui kesalahan dan berjanji untuk belajar dari kejadian ini agar dapat lebih hati-hati dalam memberikan kredit kepada kliennya. Mereka juga meminta maaf kepada para nasabah yang terkena dampak dari kebangkrutan ini.
Ekonom menilai kebangkrutan Silicon Valley Bank menjadi pelajaran berharga bagi industri teknologi dan startup agar lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka. Para ahli ekonomi juga menyarankan agar pihak bank sentral di seluruh dunia meningkatkan pengawasan terhadap bank-bank yang fokus pada industri teknologi dan startup untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan.