Steffy Burase: Sering Kali yang Mengaku Bawa Syariat Justru Bawa Syahwat Kepentingan

Steffy Burase: Sering Kali yang Mengaku Bawa Syariat Justru Bawa Syahwat Kepentingan
CEO Erol Perkasa Mandiri, promotor konser Panggung Sumpah Pemuda 2025, Steffy Burase. Foto: IG Steffy Burase.

Komparatif.ID, Banda Aceh— CEO Erol Perkasa Mandiri, promotor konser Panggung Sumpah Pemuda 2025 yang menampilkan Slank dan D’Masiv, Steffy Burase, menyebut selama delapan tahun di Aceh, ia sering melihat pihak-pihak yang mengaku membawa syariat, namun justru membawa kepentingan pribadi.

“Sering kali yang mengaku membawa syariat justru membawa syahwat kepentingan,” tulisnya di unggahan IG pribadinya yang menampilan video pernyataan pernyataan Pimpinan Dayah Nurul Hidayatir Rahman Al-Amiry Lampasie Engking Ajun, Tgk Abdul Wahid, Minggu (26/10/2025).

Video tersebut berisi penolakan terhadap rencana konser Slank dan D’Masiv di Lapangan Menembak komplek Stadion Harapan Bangsa (SHB), Banda Aceh, pada Sabtu (25/10/2025) yang dianggap melanggar nilai-nilai syariat Islam.

Dalam video yang dibagikan Steffy Burase, Tgk Abdul Wahid menyampaikan pihaknya menolak segala bentuk konser yang dinilai mencampuradukkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Ia meminta agar panitia menggagalkan acara tersebut serta mengimbau pihak pemerintah, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), dan kepolisian untuk tidak memberikan izin pelaksanaan konser.

“Hari Sumpah Pemuda itu bukan untuk mencoreng syariat islam, bukan untuk mengundang kemarahan Allah dan Rasulullah, Sumpah Pemuda (harusnya) diisi hal-hal yang diridhai Allah,” ujarnya.

Steffy Burase menanggapi pernyataan itu melalui caption panjang di unggahan yang sama. Dalam tulisannya, ia mempertanyakan alasan di balik penolakan tersebut dan menyinggung sikap sebagian pihak yang menurutnya terlalu personal dalam menilai acara tersebut. “Ada apa dengan SLANK, Teungku? Ada apa dengan Sumpah Pemuda, Teungku? Teungku di mana waktu konser-konser lain ada?” tulisnya.

Ia juga menyinggung selama delapan tahun mengenal Aceh, dirinya sering melihat pihak-pihak yang mengaku membawa syariat, namun justru membawa kepentingan pribadi.

Istri eks Gubernur Aceh Irwandi Yusuf itu menegaskan pentingnya membedakan antara suara rakyat Aceh yang sebenarnya dengan suara oknum yang mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan kelompok tertentu.

Baca juga: Konser Slank dan D’Masiv di Aceh Batal! Panitia Mengaku Diteror!

“Teungku benar-benar suara rakyat Aceh? Atau hanya suara #oknum yang mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan pribadi? SAYA BENERAN NANYA,” tulis Steffy.

Steffy Burase menambahkan dakwah seharusnya dilakukan dengan adab, bukan dengan amarah. Menurutnya, dakwah yang dilandasi amarah tidak lagi menjadi cahaya bagi masyarakat.

“Dakwah tanpa adab hanyalah amarah, dan amarah bukan lagi cahaya,” tulisnya menutup pernyataan.

Sebelumnya, Konser Panggung Sumpah Pemuda 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (25/10/2025) di Lapangan Menembak Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh ditunda.

Promotor menyebut alasan utama penundaan adalah persoalan biaya sewa lapangan yang dinilai terlalu mahal. Namun, Steffy mengungkapkan selain faktor teknis, ia juga mendapat ancaman dari salah satu organisasi masyarakat beberapa hari sebelum acara berlangsung.

Dalam konferensi pers di Banda Aceh, Steffy Burase mengaku diminta memenuhi sejumlah permintaan dari ormas tersebut. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan mengacaukan jalannya konser.

Karena alasan keamanan dan pertimbangan situasi yang tidak kondusif, pihak promotor akhirnya memutuskan menunda konser dan melakukan penjadwalan ulang keberangkatan Slank serta D’Masiv yang telah dibooking sebelumnya.

“Semua izin sudah kami kantongi. Semua prosedur sudah kami tempuh. Semua instansi sudah memberi restu. Namun dua hari sebelum hari pelaksanaan, lapangan yang telah kami bangun dikunci tanpa dasar hukum yang jelas,” ujarnya.

Meski mengalami kerugian, Steffy Burase mengatakan tidak akan menempuh jalur hukum. Ia menilai langkah tersebut hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga.

“Bagi kami, cukup masyarakat tahu saja. Kadang sanksi moral itu lebih berat. Percuma dikasuskan juga, hanya buang energi,” katanya.

Artikel SebelumnyaBeda Nasib 2 Raksasa: Manchester United Menang, Liverpool Kembali Tumbang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here